Sejumlah riset menyebut Bispenol-A (BPA) dalam plastik berpotensi menimbulkan persoalan bagi kesehatan anak. Hal itu pun dipertegas lewat sebuah riset dari New York University School of Medicine.
Dikutip dari Environmental Working Group (EWG), Senin (17/7/2023), riset yang dimuat dalam Journal of American Medical Association itu menyebut BPA juga memiliki efek berupa potensi obesitas pada anak dan remaja. Riset yang melibatkan 2.838 partisipan berusia antara 6 hingga 19 tahun itu menunjukkan adanya korelasi antara kadar BPA yang tinggi pada urin anak-anak dan remaja dengan peningkatan kemungkinan obesitas.
BPA sendiri merupakan bahan kimia yang biasa digunakan dalam berbagai jenis kemasan dan bahan kimia itu mudah larut ke dalam cairan yang bersentuhan dengannya. Sifat ini menimbulkan masalah kesehatan yang signifikan, karena bahan kimia tersebut dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui konsumsi cairan atau makanan yang diwadahi dalam kemasan mengandung BPA ini. Sementara itu, obesitas merupakan salah satu faktor dari sejumlah penyakit kronis seperti diabetes.
Tak hanya itu, obesitas juga bisa berujung pada sejumlah persoalan kesehatan lainya yang berkaitan dengan kardiovaskular seperti hypercholesterol, kencing manis, darah tinggi dan gangguan tidur hingga sakit jantung.
BACA JUGA: Perlunya Menghindari Plastik Bercampur BPA demi Kesehatan Anak
Penelitian ini menambah jumlah penelitian yang melibatkan BPA dalam beragam masalah kesehatan serius pada manusia. Temuan ini dibangun berdasarkan penelitian sebelumnya, memberi bukti tambahan tentang potensi bahaya yang terkait dengan paparan BPA
Oleh karena itu, riset tersebut pun bisa menjadi salah satu tambahan landasan di berbagai negara untuk menekan penggunaan kemasan yang mengandung BPA. Di Indonesia sendiri, BPA masih ditemukan pada galon pakai ulang produk air minum dalam kemasan (AMDK).
Dalam kemasan itu, BPA digunakan sebagai zat yang berfungsi untuk mengeraskan plastik.
BACA JUGA: MMKSI Lanjutkan Dukungan terhadap Perkembangan Anak Indonesia
Terlebih, obesitas sendiri hanya salah satu dari dampak negatif yang ditimbulkan dari BPA.
Sebelumnya, Anggota Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI), Catherine Tjahjadi sempat mengatakan ibu hamil dan anak yang terpapar plastik yang mengandung BPA bisa memengaruhi pertumbuhan, janin dan anak.
Disarankan, seorang ibu perlu menghindari botol minum bayi, kemasan plastik makanan minuman dan mainan anak yang mengandung BPA.
“Jadi kita harus BPA free. Karena kita menginginkan anak-anak menjadi generasi yang bagus di kemudian hari, bukan yang ada keterbatasan perkembangan. Kita harus lindungi anak-anak sejak dari awal,” kata Catherine Tjahjadi dalam keterangan pers kepada Marketeers.
Editor: Ranto Rajagukguk