Ritel Berguguran, Kawan Lama Justru Buka 100 Ritel Baru

marketeers article

Disrupsi dari berbagai sisi nampak tak begitu berarti bagi pemain ritel, Kawan Lama Retail. Di tengah industri ritel yang kian anomali, Kawan Lama Retail justru terus menambah jumlah ritel fisik mereka. Tercatat, Kawan Lama Retail telah membuka 100 ritel fisik baru sejak awal tahun hingga hari ini.

Yang terbaru, Kawan Lama Retail membuka sembilan ritel fisik dari beragam unit bisnis mereka di Neo Soho, Jakarta.

“Pembukaan sembilan toko kami di Neo Soho merupakan upaya kami untuk meraup keuntungan yang lebih besar. Dua toko yang kami hadirkan di sini (ACE dan Informa) merupakan relokasi dari toko kami di Central Park, Jakarta. Relokasi ini bukan karena lokasi yang tidak menguntungkan, melainkan kesempatan kami untuk menempati ruang yang lebih luas di Neo Soho, harga sewa yang lebih murah, dan kesempatan bagi kami untuk mengintegrasikannya dengan toko-toko di bawah Kawan Lama Retail lain,” jelas Nana Puspa Dewi, Marketing Director Kawan Lama Group di Jakarta, Rabu (16/10/2019).

Selain ACE dan Informa, Kawan Lama Retail turut memboyong Informa Custom Furniture, Informa Electronics, Toys Kingdom, Chatime, Ataru, Dr. Kong, dan Travelink di Neo Soho.

Meski agresif menambah toko-toko fisik baru, Nana tak memungkiri mereka juga dihadapi dengan industri ritel yang tidak kondusif. Omnichannel pun diyakini menjadi solusi.

“Kondisi ritel sedang tidak kondusif, dan kami menyadari hal itu. Membuka toko-toko baru di kota-kota yang tidak besar sekaligus memperluas jangkauan melalui omnichannel supaya customer dapat membeli produk kami kapan pun dan di mana pun menjadi cara kami untuk tetap dekat dengan customer dan tetap bertumbuh baik di tengah disrupsi,” papar Nana.

Senada dengan Nana, Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) Roy Mandey meyakini omnichannel menjadi jawaban bagi pemain ritel untuk selamat dari kondisi disrupsi.

“Kita tengah berada di masa transisi. Itu yang menyebabkan industri ritel masih underperform, berada di masa transisi transisi sejak 2015. Menjadi omnichannel merupakan salah satu jalan bagi para pemain untuk menjawab tantangan ini,” tegas Roy.

Editor: Sigit Kurniawan

Related