RSIA Bundamedica Healthcare System sejak 21 tahun lalu telah mengembangkan klinik fertilitas bernama Morula IVF (Invitro Fertilization). Klinik ini menjadi yang terbesar dalam menangani bayi tabung di Indonesia dengan pertumbuhan pasien 30% per tahun.
Pada Juni 1998, Morula melahirkan bayi tabung pertamanya yang kemudian ditetapkan oleh perusahaan sebagai Hari Jadi Morula. Sebanyak lebih dari 3000 bayi telah lahir melalui proses bayi tabung di klinik tersebut yang didukung oleh peralatan teknologi mutakhir dan dokter spesialis terbaik.
Morula mengadopsi teknologi pre-implanation genetic screening (PGS) dan diadopsi di tujuh kliknya saat ini yang tersebar di Jakarta, Bandung, Margonda, Surabaya, Pontianak, dan Makassar. Berbagai penghargaan pun telah ditorehkan, salah satunya 1st Indonesia for Intra Morphologically Selected Sperm Injection (IMSI).
Hasilnya. setiap tahun pasien program bayi tabung terus meningkat. Pada tahun 2011, terdapat 2280 pasien program bayi tabung di seluruh Indonesia.
Jumlah tersebut meningkat menjadi 3.500 pasien pada tahun 2013. Adapun klinik Morula IMF sendiri telah menangani 1.100 pasien pada tahun 2014. Jumlah tersebut diperkirakan terus meningkat setelah adanya teknologi PGS ini.
Awareness
Diusianya yang ke-20, Morula IVF Indonesia terus melakukan edukasi masyarakat mengenai fertilasi atau Program bayi tabung. Melihat gejala yang terjadi di kota besar saat ini seperti pola hiduo tidak sehat, memberikan dampak kesehatan bagi pasangan suami istri dalam mendapatkan keturunan alias infertilasi.
Menurut klinik tersebut, banyak pasutri yang takut untuk memeriksakan kesuburannya lantaran adanya opresi sosial dimana mereka merasa “malu” terhadap tanggapan masyarakat atau keluarga mereka.
“Bahkan ketika sudah mengetahui ada masalah dengan kesuburannya, masih belum paham untuk mengikuti program medis seperti apa yang bisa menangani masalahnya,” tulis rilis RS Bunda Media yang diterima Marketeers, Senin (27/8/2018)..
Selain ketidaktahuan konsumen tentang kapan memerlukan program bayi tabung, ada faktor lain yang menytelimuti, yaitu mereka tidak yakin apakah program bayi tabung di Indonesia sudah maju dan aman.
Selain itu, konsumen juga sulit membayangkan seperti apakah hasil anak bayi tabung itu, faktor sudut pandang masyarakat dan agama, serta faktor finansial.
Untuk menjawab ketidaktahuan masyarakat mengenai program bayi tabung dan infertilitas, Morula menyelanggarakan kegiatan dibalut dalam konsep menarik dan mudah diterima oleh masyarakat umum bertajuk Fertility Science Week 2018 – A Journey Of Making Dreams Come True. Acara ini dilaksanakan pada 6-9 September di Atrium Central Park, Jakarta, pukul 13.00-22.00 WIB.
Adapun topik yang dibahas antara lain kesuburan sebagai masalah social; dampak psikososisal terhadap infertilitas; gaya hidup masa kini meningkatkan risiko infertilitas; sudut pandang masyarakat dan agama tentang bayi tabung, serta manajemen keuangan=n keluarga untuk bayi tabung. Acara ini gratis untuk umum.