V2 Indonesia resmi beroperasi sejak Agustus 1992 dengan nama awal PT Visual Inti Pentatama. Lantaran dirasa kepanjangan, namanya diganti menjadi V2 Indonesia. Perjalanan V2 Indonesia mengalami serangkaian dinamika industri yang tidak mudah. Kesuksesan V2 Indonesia sampai hari ini merupakan ramuan mujarab Rudi Hidayat selaku Founder & CEO PT V2 Indonesia.
Dengan pendekatan yang tepat, V2 Indonesia bertumbuh di masa-masa sulit. Salah satunya, krisis moneter pada tahun 1997-1998. Pada saat dolar melambung tinggi, Rudi bertemu dengan orang Fujitsu Jepang. Mereka ingin memperkenalkan tv plasma.
“Saya melihat tv plasma merupakan produk bagus dan futuristik pada saat itu. Mereka mau memasarkan harga Plasma TV 42” dengan US$ 8.000 per unitnya dan pada saat itu kurs US$ 1 senilai Rp 13.000. Mereka sangat antusias menjualnya ke pasar Indonesia. Saya bilang ini impossible karena negeri ini sedang mengalami krisis moneter. Orang Jepang ini keukeuh sembari bilang, justru saat krisis kita harus cari peluang. Kata-kata ini yang terus membekas di benak saya,” kata Rudi Hidayat dikutip dari Majalah Marketeers edisi November 2022.
BACA JUGA: V2 Indonesia Boyong Proto M, Media Holografik Pertama di Dunia
Tidak tanggung-tanggung, optimisme orang Jepang itu diwujudkan dengan memasang iklan di harian Kompas secara rutin setiap Senin dengan ukuran seperempat halaman dan sebulan sekali setengah halaman full color.
“Saat krismon, ia justru mengucurkan dana untuk promosi yang tak murah karena melihat ada peluang. Fujitsu percaya diri karena menjadi pelopor tv plasma di dunia dan ia melihat masa depan saat itu. Semangat ini pula yang saya pegang hingga hari ini,” katanya.
Kemudian, ia diminta untuk menggelar pameran yang berakhir dengan penjualan bagus. Lalu, membangun showroom di Mal Ambassador yang letaknya di pusat kota.
“Penjualannya meningkat terus. Bahkan, kami bisa mengklaim mampu merajai penjualan tv plasma tidak hanya di Indonesia, tetapi di Asia Tenggara pada periode tahun 2000 sampai 2005. Setiap tahun, Presiden Fujitsu Jepang menyerahkan plakat kepada saya karena performa penjualan,” sebut Rudi.
BACA JUGA: Lewat V2 Indonesia, Proto Hologram Pertama di ASEAN Hadir di Tanah Air
Rudi juga menyadari pentingnya membangun relasi bisnis yang berlandaskan kejujuran. Prinsip ini yang dibutuhkan oleh mitra bisnisnya dari Jepang tersebut. Fujitsu tidak ambil pusing dengan modal yang dimiliki Rudi Hidayat karena semua kapital mereka yang tanggung.
“Mereka bilang, saya tidak butuh kapital Anda, tetapi cukup kejujuran Anda. Pada tahun 2000, Fujitsu memberikan uang Rp 800 juta, nilai yang sangat besar di masa itu. Saya sadar ini bukan soal uang, tetapi kepercayaan,” tandasnya.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz