Rugi Ratusan Miliar, BNC Optimistis Kinerja Akhir Tahun Berbuah Manis
PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) mencatatkan kerugian ratusan miliar dalam laporan kinerja semester pertamanya pada tahun 2022. Perseroan tercatat merugi sebanyak Rp 611,4 miliar. Meski begitu perusahaan optimistis, kinerja perusahaan akan baik pada akhir tahun ini.
Tjandra Gunawan, Direktur Utama Bank Neo Commerce mengatakan kerugian BNC ini secara konsisten mengalami tren penurunan setiap bulannya. Kerugian yang tadinya mencapai Rp 159,9 miliar pada Januari tahun 2022 terus mengalami penurunan, hingga akhirnya pada Juni 2022, BNC dapat membukukan laba sebesar Rp 5,6 miliar.
Ia juga optimistis bahwa bank digital ini akan mencapai kinerja yang baik dengan jumlah transaksi yang kian naik, serta fitur-fitur baru yang akan dihadirkan ke dalam layanan bank digital.
“Kami optimistis mengarungi semester II seiring dengan semakin lengkapnya fitur dan layanan unggulan yang BNC hadirkan di beberapa waktu ke depan. Dengan demikian akan semakin banyak frekuensi transaksi nasabah hingga dapat mendongkrak kinerja kami di semester II tahun ini,” katanya dalam siaran tertulis, Senin (1/8/2022).
Biaya promosi pada semester I-2022 yang sebesar Rp 251,3 miliar, naik 139,8% apabila dibandingkan biaya promosi di Juni 2021 yang sebesar Rp104,8 miliar. Meski merugi, perseroan memiliki capaian lain yang positif. Di sisi Aset, perseroan naik cukup signifikan, yaitu sebesar 104,6% dari Rp 6,99 triliun pada Juni 2021 menjadi Rp 14,3 triliun pada Juni 2022. Dihitung dari Desember 2021, aset mengalami peningkatan sebesar Rp 3 triliun (26,6%) dari Rp 11,3 triliun.
Sedangkan dari sisi likuiditas, perolehan dana pihak ketiga atau DPK di Juni 2022, meningkat 37,03% dibandingkan perolehan Desember 2021 dari Rp 8,1 triliun menjadi Rp 11,1 triliun. BNC baru meluncurkan produk mobile banking di akhir Maret 2021, dan pengguna BNC posisi akhir Juni 2022 sudah mencapai 18,5 juta atau 9x lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah pengguna per Juni 2021 yang sebanyak 2 juta pengguna.
“Dengan jumlah nasabah lebih dari 18,5 juta saat ini, BNC diuntungkan mendapatkan use case terbaik sehingga kami dapat lebih leluasa mendengarkan masukan dari nasabah akan produk layanan seperti apa yang mereka inginkan, dari situ kami berusaha mewujudkannya,” kata Tjandra.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz