Industri properti merasakan dampak low season yang kuat setelah pandemi COVID-19 hadir kurang lebih setahun di Indonesia. Rumah.com menangkap fenomena tersebut lewat data indeks harga dan pasokan properti dalam Rumah.com Indonesia Property Market Index Q1 2021.
Laporan ini disusun berdasarkan data harga, suplai, dan pencarian properti sepanjang kuartal IV 2020 serta dibandingkan dengan kuartal tahun sebelumnya. Country Manager Rumah.com Marine Novita mengungkapkan data yang didapat menunjukkan terjadinya penurunan harga properti, kenaikan suplai, dan turunnya permintaan secara nasional pada kuartal IV tahun lalu.
Kendati demikian, Marine optimistis pasar properti masih memiliki peluang. Terlebih lagi setelah melihat tren properti di sejumlah wilayah masih terjaga.
“Jawa Barat dan Banten masih menunjukkan kenaikan harga properti, terutama di Depok, Bekasi, Cikarang, serta Tangerang. Hal lain yang dilihat sebagai peluang bagi pasar properti di tahun 2021 adalah masih tingginya pencarian properti secara tahunan,” ungkap Marine.
Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) merupakan hasil analisis dari 400.000 listing properti dijual dan disewa di seluruh Indonesia. RIPMI mencatat ada lebih dari 17 juta halaman yang dikunjungi setiap bulan dan diakses lebih dari 5,5 juta pencari properti setiap bulannya.
Dampak low season yang dirasakan pasar properti dari tinjauan indeks harga terjadi pada kuartal genap, khususnya kuartal IV. Dari tahun ke tahun, perlambatan kenaikan harga dan pencarian memang menurun di periode tersebut, namun, jika dibandingkan tahun sebelumnya, indeks harga mengalami penurunan hingga 1,3% pada tahun 2020.
Sektor apartemen menjadi yang paling merasakan penurunan harga dan dibandingkan tahun sebelumnya pada kuartal IV, sektor ini mencatat penurunan 2,5%. Namun, Jika dilihat di beberapa wilayah; Jakarta mengalami penurunan 1,19%, Yogyakarta turun 1,96%, Jawa Timur mengalami penurunan 1,47%.
Sementara untuk sejumlah wilayah lain justru menunjukkan tren positif dengan kenaikan harga. Banten (1,1%), Jawa Barat (1,8%), dan Bali (1,6%) masing-masing mengalami peningkatan pada kuartal IV. Banten dan Jawa Barat tampaknya berhasil mengantongi kenaikan berkat performa apik di segmen apartemen dan rumah tapak.
Dampak low season lainnya yang dirasakan pasar properti adalah lonjakan suplai. Di tengah penurunan harga, semua area terus menunjukkan peningkatan suplai hunian yang ingin terjual.
Dalam dua kuartal terakhir, yakni kuartal III dan IV 2020, suplai properti mengalami peningkatan dengan rata-rata 37% per kuartal. Peningkatan ini jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata kuartalan dalam lima tahun terakhir, sebesar 11,2% per kuartal.
Data Rumah.com menunjukkan bahwa suplai properti residensial terbesar masih datang dari Jakarta yaitu 32% dari total suplai nasional. Sementara itu, Jawa Barat menyumbang suplai sebesar 30%, diikuti Banten (17%), dan Jawa Timur (12%).
Menurut Marine, kenaikan suplai properti di wilayah Jakarta ini menjadi indikasi bahwa pengembang memfokuskan pembangunan hunian untuk kelas menengah dan menengah atas di kawasan-kawasan alternatif dengan harga yang lebih terjangkau.
Ia menambahkan turunnya harga dan naiknya suplai ini menunjukkan bahwa pasar properti masih berada dalam situasi buyer’s market. Dan, ini menjadi momen baik bagi konsumen yang sudah siap secara finansial untuk membeli properti.
Editor: Sigit Kurniawan