DKI Jakarta sudah beberapa kali dilanda banjir. Setidaknya sudah ada lima kali banjir besar dalam jangka waktu dua dekade terakhir, yakni pada 2002, 2007, 2013, 2017 dan yang terbaru, tepat pada hari pertama tahun 2020.
Head of Marketing Rumah.com Ike Hamdan menyatakan bahwa properti merupakan salah sektor yang terkena dampak banjir di Jakarta. Dampak terbesar dialami segmen residensial atau perumahan tapak sehingga terjadi penyesuaian harga akibat perubahan supply dan demand terhadap perumahan yang mengalami banjir.
“Menurut data Rumah.com Property Index penurunan harga perumahan di kawasan yang terkena banjir tidak drastis dan hanya bersifat sementara,” jelas Ike.
Jika membandingkan data harga rumah dari Rumah.com Property Index terhadap wilayah yang terkena banjir dari tahun 2015 hingga 2018, menunjukkan bahwa tidak terjadi penurunan harga secara drastis, di beberapa wilayah malah terjadi kenaikan harga properti.
“Relatif stabilnya harga properti paska terjadinya banjir karena walaupun wilayah yang terkena banjir tersebar, tapi dampaknya di masing-masing daerah tidak meluas, sehingga tidak terlalu mempengaruhi pasar properti,” jelasnya.
Ike menambahkan harga hunian di wilayah terdampak banjir memang cenderung stabil dan kecil kecenderungannya harganya akan turun. Untuk rumah-rumah berskala besar yang terkena banjir, mungkin akan ada promo menarik yang biasanya diberikan oleh pemilik rumah atau agen properti yang ditunjuk.
“Namun untuk rumah kecil harganya akan cenderung stagnan, karena harga rumahnya sudah murah, jadi tidak mungkin diberi diskon atau semacamnya jadi harganya hanya akan jalan di tempat saja,” kata Ike.
Kenaikan atau penurunan harga properti paska banjir juga bergantung pada tipe dan kawasan perumahan itu sendiri.
Editor: Eko Adiwaluyo