Pergerakan dunia pemasaran bisa dibilang cukup cepat dan semakin banyak perangkat yang bisa digunakan. Hal ini terjadi seiring dengan perkembangan teknologi dan adopsi masyarakat terhadapnya. Hal ini bisa dilihat jika kita tarik waktu ke 30 tahun ke belakang di era keemasan radio. Lalu kita maju sedikit ke era 90-an dan televisi muncul menggantikan popularitas radio di Indonesia. Kondisi ini pun terjadi lebih awal di dunia barat hingga muncul lirik sebuah lagu dari grup band asal London “Video killed the radio star”.
“Tahun 90an sampai era milenium adalah era the power of advertising bagi para merek. Kami sendiri merasakan. Luncurkan produk, buat iklan yang menarik maka produk tersebut akan booming,” jelas Simon Jonatan, Presdir PT Bintang Toedjoe saat mengisi kelas di Philip Kotler Theater Class Jakarta, Kamis (25/08/2016)
Kala itu, Simon sebagai praktisi membantah teori marketing mix yang terdiri dari 4P sebagai kunci dasar pemasaran. Menurutnya, P untuk Place atau kanal distribusi saat itu mati. Sifatnya hanya pendukung saja. Simon pun menyebutnya kala itu adalah era 3P.
Kunci pemasaran pada era tersebut, produk dengan diferensiasi yang kuat dan hadir pertama di pasar. Punya rasa yang enak dengan kemasan dan merek yang pas dengan masyarakat. Dari sisi harga, tentu harga yang kompetitif dan terjangkau. Untuk media promosi, utamakan SMILE (simple, memorable, interesting, link to the brand, dan emotional) jadi andalan Simon membangun komunikasi lini produknya, seperti Extra Joss dan Irex (kala itu).
Intergrasi dari 3P tersebut lalu didukung oleh distribusi. Saat itu Simon menyerahkannya ke pihak ketiga. “Luncurkan produk yang baik lalu gencarkan iklan di TV dan Radio maka produk Anda akan sampai ke wilayah pegunungan,” jelas Simon.
Wilayah pegunungan sendiri diumpakan oleh Simon sebagai lokasi yang sudah sulit dijangkau. “Namun saat ini, era kejayaan iklan TV sudah menurun. Hadirnya teknologi digital plus internet dan berubahnya karakter masyarakat yang saat ini mayoritas adalah anak muda mengubah lanskap pendekatan marketing,” tutup Simon.