Apa itu komuter? Anda termasuk salah satu komuter? Sadar tidak sadar masyarakat yang beraktivitas di Jakarta bisa dikatakan sebagai komuter. Artinya mereka setiap hari banyak yang bepergian lintas kota untuk bekerja. Di Jakarta sudah lumrah seorang pegawai kantoran pergi dari rumahnya di Bekasi misalnya dan bekerja di pusat kota.
Badan Pusat Statistik Indonesia tahun 2015 menyatakan bahwa di Jakarta saja terdapat 1,38 juta komuter setiap hari. Bila digabungkan dengan 1,04 juta komuter dari wilayah di sekitar Jakarta, jumlahnya menjadi 2,42 juta komuter. Penelitian itu juga menemukan bahwa para komuter ini menghabiskan sekitar 1-3 jam sehari untuk pulang-pergi dari dan ke tempat tujuan.
Dari aktivitas itu, kemudian muncul hasil riset yang menunjukan bahwa komuter di kawasan Jabodetabek membuang waktu selama 3,63 jam per hari untuk menunggu akibat kemacetan lalu lintas. Waktu bepergian cukup lama plus waktu tunggu cukup tinggi itu tentu saja membuat jenuh. Namun, sekarang dengan kehadiran perangkat smartphone waktu menunggu tidak terbuang percuma, apalagi jika terkoneksi ke internet.
Browser Opera kemudian melakukan survei yang menghasilkan bahwa sebanyak 78% responden menyatakan bahwa menunggu terasa lebih baik jika ada internet. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang menyatakan bahwa mereka memilih berbincang dengan teman atau keluarga mereka. Survei ini juga mengungkapkan makna penting Internet bagi komuter. Tujuh dari sepuluh responden mengatakan bahwa mereka rela mengorbankan sesuatu untuk mendapatkan koneksi Internet kala menunggu.
Survei ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 dan melibatkan lebih dari 1.000 responden dari sembilan kota besar di Indonesia yang menjalani gaya hidup urban sebagai komuter. Hasilnya sebagai berikut, 78% responden menyatakan bahwa menunggu terasa lebih baik jika mereka memiliki koneksi Internet.
Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang menyatakan bahwa mereka lebih memilih berbincang bersama teman atau keluarga mereka (52,9%), atau bahkan sambil menikmati makanan atau minuman (40%).
“Hasil survei Opera juga menyatakan bahwa “browsing” (berselancar) dan “menggunakan aplikasi media sosial” termasuk dalam tiga pilihan utama komuter yang menggunakan ponsel pintar mereka saat menunggu. Satu hal yang patut diperhatikan adalah hasil survei ini tidak merefleksikan komuter di DKI Jakarta semata. Sebab, survei ini dilaksanakan di sembilan kota besar di Indonesia,” ungkap Vice President South Asia & South East Asia Opera Software Sunil Kamath.
Kebiasaan para komuter memang tercermin setiap hari di mana pada waktu pagi lalu lintas ke arah Jakarta jauh lebih padat dibanding jam biasanya. Sedangkan memasuki sore, arah ke luar Jakarta yang memadat. Bahkan, boleh dikatakan Jakarta sangat macet di jam-jam sibuk tersebut. Pemerintah DKI Jakarta saat ini sedang mencoba menerapkan nomor ganjil genap sembari terus membangun infrastruktur jalan, termasuk jalan layang lingkar Semanggi.