Sabu Diklaim Bisa Turunkan Berat Badan, Benarkah?

marketeers article
Ilustrasi (Foto: 123rf)

Seorang musisi Indonesia baru-baru ini terjerat kasus penyalahgunaan narkoba jenis sabu. Menurut keterangan kepolisian, ia meyakini zat golongan metamfetamin itu bisa membuatnya kurus. 

Benarkah klaim yang demikian? Sebuah studi dari University of Illinois membuktikan sabu memang dapat membuat tubuh kurus karena zat tersebut menurunkan nafsu makan penggunanya. 

Ini terungkap usai dilakukan uji coba pada lalat buah, yang memiliki efek toksikologi serupa manusia. Menurut penelitian tersebut, aktivitas makan lalat buah menurun 60%–80% setelah diberikan metamfetamin. 

Terungkap pula kadar trigliserida dan glikogen, molekul yang berfungsi sebagai cadangan energi, dalam tubuh lalat terus merosot saat menggunakan metamfetamin.  

BACA JUGA: 3 Masalah Kesehatan yang Mengintai Orang Bertubuh Tinggi seperti Zhang Ziyu

Hal ini menunjukkan zat metamfetamin membuat lalat membakar lebih banyak kalori dari yang dikonsumsi, sehingga mereka menjadi kelaparan. Meski demikian, perlu diingat efek sabu pada manusia tidak sesederhana itu. 

Alih-alih menurunkan berat badan dengan sehat, kurus akibat konsumsi sabu bisa menimbulkan masalah kesehatan serius. Untuk itu, jika memang ingin menurunkan berat badan, sebaiknya lakukan dengan cara yang sehat sebagai berikut:

Olahraga

Melansir Healthline, olahraga adalah kunci menurunkan berat badan dan mempertahankannya. Selain memberikan banyak manfaat kesehatan, kegiatan ini mampu membakar kelebihan kalori yang tidak dapat hilang melalui diet saja.

BACA JUGA: Tips Bikin Tubuh Kurus Jadi Berotot ala Mingyu SEVENTEEN, Tak Cuma Workout

Makan Buah dan Sayur

Mengonsumsi buah dan sayur terbukti bisa menurunkan berat badan karena bahan makanan ini rendah kalori dan lemak, serta tinggi serat. Buah dan sayur juga mengandung banyak vitamin dan mineral yang baik bagi tubuh.

Kurangi Makanan Olahan

Selain memperbanyak asupan buah dan sayur, Anda juga perlu mengurangi konsumsi makanan olahan, seperti makanan yang telah dibekukan, makanan cepat saji, dan daging olahan. Sebab, ini dapat meningkatkan risiko penyakit sindrom metabolik.

Tidur Cukup

Kurang tidur bisa meningkatkan hormon rasa lapar, ghrelin, dan menurunkan hormon kepuasan, leptin, yang dapat berkontribusi pada penambahan berat badan. Untuk itu, cobalah menerapkan waktu tidur yang teratur, yakni sekitar 7 hingga 8 jam.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS