Konsumen yang makin sadar pentingnya aspek kesehatan membuat produsen minuman berkarbonasi perlu waspada. Pasalnya, konsumen yang ingin hidup sehat bisa pindah hati dan menghindari produk-produk yang bisa menimbulkan obesitas maupun efek samping.
Hal ini terungkap dari studi yang dilakukan MarkPlus Insight di enam kota besar Indonesia. Studi yang bertajuk Indonesia Consumer Profile 2015 itu menunjukkan meningkatnya tren konsumsi masyarakat atas makanan dan minuman yang bebas gula, rendah lemak, serta rendah kalori.
Tren ini tentu dapat berdampak pada bisnis produsen minuman berkarbonasi, termasuk nama-nama besar seperti Coca-Cola. Di tahun 2014, merek ini merupakan merek minuman berkarbonasi paling favorit untuk kalangan anak muda dengan persentase mencapai 35,7%. Urutan selanjutnya disusul oleh Fanta (23%), Sprite (12,6%), serta Big Cola (9,7%).
Padahal, pada tahun 2015 ini Coca-Cola Company baru saja menanamkan investasi sebesar US$ 500 juta atau setara Rp 6,55 triliun mendukung proses produksi dan infrastruktur di Indonesia. Merek ini pun baru membuka dua pabrik di Cikedokan, Bekasi.
Big Cola, merek minuman berkarbonasi yang sedang naik daun, juga perlu waspada. Merek yang dimiliki AJE Groups ini memandang Indonesia sebagai pasar terbesar kedua di dunia dan terus melakukan penetrasi.
Sebagai langkah antisipasi, merek-merek minuman berkarbonasi pun meluncurkan berbagai varian minuman yang rendah gula dan versi diet. Untuk mengetahui lebih detail lagi, simak laporan MarkPlus Insight berikut ini: MarkPlus Insight Indonesia Consumer Profile 2015.