TikTok baru-baru ini merilis saingan baru untuk raksasa streaming musik Spotify dan Apple Music. Aplikasi streaming video pendek yang tengah populer itu tengah mencari peluang baru untuk terus tumbuh.
Dilansir dari CNBC, Selasa (25/7/2023), TikTok Music akan melakukan uji coba layanannya di Australia, Meksiko dan Singapura. Pengumuman tersebut muncul tidak lama setelah diluncurkan di Indonesia dan Brasil awal bulan ini.
Pekan lalu, TikTok juga mengumumkan perjanjian lisensi yang diperluas dengan Warner Music Group, seiring dengan upaya mereka untuk mengembangkan perpustakaan konten musiknya. Perusahaan induknya, ByteDance juga baru-baru ini menghapus Resso, layanan streaming musik lain yang mereka miliki.
BACA JUGA: Cara Download Video TikTok dengan Snaptik
Meski masih dalam tahap awal, para analis mengatakan TikTok memiliki keunggulan utama yang tidak dimiliki oleh kompetitor baru di bidang streaming musik dan dapat membantu merebut pangsa pasar.
“Sudah ada basis pengguna yang besar yang dapat dikonversi oleh TikTok menjadi pelanggan TikTok Music yang membayar, dengan biaya akuisisi pelanggan yang relatif rendah,” kata Jonathan Woo, analis riset senior di Phillip Securities Research.
Berdasarkan DataReportal, Indonesia dan Brasil adalah pasar terbesar kedua dan ketiga TikTok, setelah Amerika Serikat (AS), dengan 113 juta dan 84,1 juta pengguna yang berusia 18 tahun ke atas. Sementara itu, Meksiko merupakan pasar terbesar keempat TikTok dengan 62,4 juta pengguna TikTok.
BACA JUGA: Shopee Tetap Menjadi E-commerce No. 1, Jauh di Atas TikTok Shop
“TikTok Music akan memudahkan pengguna menyimpan, mengunduh, dan membagikan lagu-lagi viral favorit mereka dari TikTok,” ujar Ole Obermann, global head of music business development untuk TikTok.
TikTok adalah sumber pencarian musik paling umum kedua bagi anak usia 16 hingga 19 tahun, setelah YouTube, menurut data dari MlDiA Research yang dibagikan CNBC. MlDiA Research adalah perusahaan riset berbasis di Inggris yang mencakup industri hiburan dan media.
Dalam survei konsumen kuartal IV dari MlDiA, 48% dari responden mengatakan YouTube adalah salah satu tempat utama mereka untuk menemukan musik, sementara 41% menunjuk pada TikTok. Survei ini melibatkan 9.000 responden di AS, Inggris, Australia, Kanada, Jerman, Prancis, Korea Selatan, dan Brasil.
“Sering kali orang mendengar banyak lagu berbeda di TikTok, tetapi mereka tidak berpindah untuk benar-benar mendengarkan lagu itu di tempat lain atau mencari tahu lebih banyak tentang artisnya. Potensi besar untuk TikTok Music adalah dapat menutup kesenjangan tersebut” kata Tatiana Cirisano, analis musik di MlDiA Research.
Pangsa Pasar
Pasar musik streaming saat ini didominasi oleh raksasa Swedia, Spotify, dan Apple Music. Berdasarkan International Music Summit Business Report 2023, Spotify menguasai hampir 31% dari pasar streaming global, diikuti oleh Apple Music dengan 13,7%.
Namun, Cirisano menuturkan pengguna fanatik TikTok dapat beralih juga ke TikTok Music jika mereka memakai layanan lain, seperti Spotify.
“Jika sudah berada dalam ekosistem itu, dan Anda menggunakan TikTok begitu banyak, Anda mungkin bersedia beralih,” ujar Cirisano.
Namun, Woo dari Phillip Securities Research menyatakan TikTok Music tidak menimbulkan risiko tinggi bagi Spotify dan Apple Music.
“Saya pikir sulit untuk melampaui Spotify dan Apple Music dalam hal pangsa pasar karena mereka sudah mapan, tetapi TikTok Music tentu saja bisa mengurangi sebagian dari pangsa pasar mereka,” ucap Woo.
Editor: Ranto Rajagukguk