Putus cinta bukanlah perkara yang mudah, terlebih jika Anda menjadi pihak yang ditinggalkan. Berat rasanya ketika harus meninggalkan seseorang yang dicintai, sehingga tak jarang muncul harapan agar si mantan menyesali keputusannya.
Psikolog Ulfiyatun Nimah menilai hal tersebut sebagai sesuatu yang wajar. Baginya, adalah hal lumrah jika manusia menginginkan orang yang menyakitinya juga merasakan penderitaan dan kesedihan seperti yang ia alami.
“Itu hal lumrah yang dirasakan, ya. Kalau disakiti tentu ingin dia pun mendapat balasan yang sepadan,” ujarnya, Jumat (5/7/2024).
BACA JUGA: Laki-laki Cenderung Menyesal usai Memutuskan Hubungan, Ini Sebabnya
Namun, Ulfiyatun menilai perasaan tersebut sejatinya hanya menyia-nyiakan energi. Berharap agar mantan menyesali keputusannya justru akan memperlambat proses berdamai dengan diri sendiri, sehingga berpotensi mengganggu kesehatan mental.
Menyesal atau tidaknya si mantan, kata sang psikolog, itu sama sekali tidak akan memengaruhi keadaan Anda di masa mendatang. Untuk itu, alih-alih berharap mantan menyesal, Ulfiyatun menyarankan agar Anda berfokus pada diri sendiri.
“Harus memprioritaskan kesejahteraan diri sendiri. Fokus ke diri sendiri dan cari makna hidup,” tegasnya.
BACA JUGA: Perbedaan Botox dan Filler Menurut Ahli Bedah Plastik
Belajar Melihat Sisi Positif
Ketimbang menyimpan dendam, cobalah perlahan-lahan untuk merelakan kepergian si mantan. Usahakan jangan memposisikan diri Anda sebagai korban, tapi cobalah melihat kejadian ini dari sisi positif.
Ulfiyatun menyarankan untuk selalu menanamkan pemikiran bahwa kepergian orang yang Anda cintai pasti akan digantikan dengan sesuatu yang lebih baik. Yakinlah bahwa ada hal yang lebih besar menanti Anda di masa mendatang.
“Coba ambil makna dari kejadian ini. Mungkin saja Anda bukan ditinggalkan, tapi justru diselamatkan (dari hal-hal yang kurang baik),” tutupnya.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz
