Pembangunan Ibu kota Nusantara (IKN) di Kalimantan perlu disambut secara serius oleh para stakeholder di pulau tersebut. Hal itu pun dibuktikan dengan dibentuknya Borneo Economic Community (BEC).
Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid mengatakan kesepakatan pembentukan BEC sendiri diraih dalam Borneo Business Roundtable yang dirancang untuk mempertemukan para pemangku kepentingan di Kalimantan dalam upaya menumbuhkan perdagangan intra-Kalimantan dan menarik investasi asing langsung.
“Kalimantan adalah pulau terbesar di Asia dan terbesar ketiga di dunia. Dengan jumlah penduduk sekitar 24 juta jiwa, terdapat potensi yang signifikan untuk meningkatkan perdagangan di kota-kota di tiga negara yang mendiami pulau tersebut, yaitu di Brunei, Kalimantan, Labuan, Sabah, dan Sarawak,” ujar Arsjad dikutip dari website Kementerian Sekretariat Negara, Rabu (6/9/2023).
Ia juga menekankan formalisasi komunitas di Borneo juga akan menjadi sesuatu yang sentral untuk memastikan prioritas-prioritas dan legacy project ASEAN tetap diusung. Mulai dari transformasi digital sampai pembangunan berkelanjutan, perdagangan, investasi, dan lain-lain.
BACA JUGA: Investasi Sektor Hiburan di IKN Capai Rp 20 Triliun
“Sebagai pemimpin, CEO, dan para pemangku kepentingan, kita mengemban tanggung jawab untuk menghasilkan suatu lingkungan yang pertumbuhannya inklusif untuk semua, serta melakukan kerja sama melampaui batas-batas negara,” kata dia.
Deputi Investasi dan Pendanaan Otorita IKN (OIKN) Agung Wicaksono menambahkan terdapat tiga hal yang sangat penting terkait Borneo. Pertama, ini merupakan perdana dalam sejarah di dunia ada Ibu Kota yang dipindahkan ke pulau lain. Pasalnya, yang pernah terjadi adalah Ibu Kota dipindahkan ke lokasi lain tetapi masih di satu daratan.
BACA JUGA: PLN Siapkan Sistem Listrik Hijau untuk Istana Kepresidenan di IKN
“Ibu kota Indonesia pindah ke Borneo, artinya ini sangat bersejarah,” kata Agung.
Kedua, pengembangan IKN harus benar-benar dipertimbangkan dengan matang karena Borneo adalah paru-paru dunia yang menjaga iklim. Karena itu, konsep IKN adalah kota hutan yang disebut sebagai smart sustainable forest city.
“Ketiga, OIKN berterima kasih pada ASEAN BAC, karena saudara-saudara kita di Borneo dari Malaysia dan Brunei, Insya Allah, mulai datang untuk berinvestasi di IKN. Perusahaan-perusahaan dari Malaysia sudah menyampaikan minat, juga sudah ada yang melakukan studi kelayakan untuk membangun hunian. Artinya, IKN memang kota dunia, kota untuk semua,” tuturnya
Editor: Ranto Rajagukguk