Indonesia dan Singapura berkolaborasi dalam menghadapi era industri 4.0. Bahkan, Indonesia telah meluncurkan peta jalan Making Indonesia 4.0 yang diresmikan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo pada April 2018 lalu. Making Indonesia 4.0 memberikan konsentrasi terhadap lima sektor manufaktur yang akan fokus dipacu pada tahap awal, yaitu industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian jadi, otomotif, elektronik, serta kimia.
Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartarto menyampaikan, Indonesia dan Singapura siap melakukan kerja sama antara perguruan tinggi kedua negara. Langkah ini untuk mendukung program peningkatan kompetensi SDM serta pendidikan dan pelatihan vokasi yang sejalan dengan implementasi industri 4.0.
“Selain menggenjot investasi, Indonesia dan Singapura sepakat untuk terus meningkatkan kerja sama di bidang pendidikan vokasi, khususnya untuk sektor industri,” ujarnya. Hal ini semakin memperkuat kemitraan kedua negara dalam rangka saling melengkapi potensi ekonomi yang sangat besar.
Komitmen kerja sama di bidang pendidikan vokasi, telah terimplementasi melalui penandatanganan MoU antara Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartarto dengan Menteri Pendidikan (Pendidikan Tinggidan Keterampilan) Singapura, Ong Ye Kung pada September lalu di Singapura. Penandatanganan MoU tersebut disaksikan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong.
Selain itu, kerja sama bilateral juga tertuang melalui Technical Arrangement (TA) antara Sekjen Kemenperin dengan Direktur Kampus Institute of Technical Education (ITE) Singapura, dan Collaborative Agreement antara Kapusdiklat Industri dengan ITE Education Services (ITEES) Singapura. “Langkah tersebut sesuai arahan Bapak Presiden Jokowi untuk mendororong setiap kawasan industri baru dilengkapi dengan fasilitas pendidikan vokasi,” jelasnya.
Menurut Airlangga, ruang lingkup MoU antara lain meliputi pelatihan untuk tenaga pengajar dan pengelola unit pendidikan dan pelatihan vokasi industri, pengembangan kualitas sistem pendidikan vokasi, penyediaan akses dan kesempatan bagi peserta pemagangan industri untuk tenaga pengajar dan siswa, kerja sama pengembangan kurikulum, pengembangan teknologi dan bantuan tenaga ahli serta pengembangan standar kualifikasi.
Sebagai implementasi dari MoU, Menperin menyampaikan, sebanyak 25 kepala sekolah dan guru dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) asal Indonesia telah mengikuti pelatihan kepemimpinan di Kampus ITE Singapura. Peserta tersebut terdiri dari guru produktif di bidang permesinan, teknik pemanfaatan instalasi tenaga listrik dan teknik otomasi industri. Mereka di antaranya berasal dari SMK di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur.