Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), mengumumkan pemenang dalam acara puncak program Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023 di kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Minggu malam (27/8/2023).
Dari 75 nominasi desa wisata terbaik, Desa Ketapanrame, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, dinobatkan sebagai desa wisata terbaik. Sementara itu, Desa Cipta Karya Bengkayang, Kalimantan Tengah, memenangkan gelar Desa Wisata Terfavorit.
Menteri Parekraf Sandiaga Uno mengungkapkan keyakinannya bahwa desa-desa wisata di Indonesia sudah siap bersaing di tingkat global meskipun pada tahun 2021, program pengembangan desa wisata sempat diragukan karena situasi pandemi.
“Ini bukan hanya program pemerintah, tetapi juga sebuah perjalanan rohani bagi kami. Selama tiga tahun terakhir, kami telah membantu meningkatkan ekonomi desa bersama masyarakat desa yang memiliki semangat yang luar biasa,” ujar Sandi dalam sambutannya, Minggu (27/8/2023).
BACA JUGA: Kolaborasi Pemerintah dan BCA di Desa Wisata Bukit Peramun Dapat Rekor MURI
Dia menambahkan bahwa tekad yang kuat dan semangat untuk memajukan ekonomi merupakan latar belakang lahirnya program Anugerah Desa Wisata Indonesia. Program ini juga mendapat dukungan penuh dari para kepala daerah dan pemangku kepentingan desa wisata.
“Sejak awal, program Anugerah Desa Wisata Indonesia 2023 telah mendapatkan respons yang luar biasa, dengan 7.275 desa wisata yang mendaftar. Jumlah ini kemudian disaring melalui beberapa tahap seleksi, mulai dari 500 besar, kemudian 300 besar, hingga akhirnya terpilih lah 75 desa terbaik,” tuturnya.
Nilai-nilai Pemasaran
Program Anugerah Desa Wisata Indonesia 2023 mengusung tema “Dari Desa untuk Indonesia Bangkit, Pariwisata Berkelas Dunia”. Dengan tema ini, Sandiaga berharap bahwa desa-desa wisata dapat tumbuh dan berkembang sebagai simbol kebangkitan ekonomi nasional melalui industri pariwisata yang berkualitas internasional.
Branding dan Citra Positif
Program ini menciptakan citra positif bagi desa wisata di Indonesia. Dengan mengumumkan pemenang dan menyoroti prestasi Desa Ketapanrame dan Desa Cipta Karya Bengkayang, program ADWI membangun citra positif untuk desa-desa tersebut sebagai tujuan wisata yang menarik dan berkualitas.
BACA JUGA: 4 Hal Penting dalam Pemasaran Desa Wisata Menurut Menparekraf
Pendorong Partisipasi
Jumlah besar desa wisata yang mendaftar (7.275) menunjukkan bahwa program ini memotivasi banyak desa untuk berpartisipasi. Ini menciptakan kompetisi sehat di antara desa-desa wisata untuk meningkatkan kualitas mereka, yang pada gilirannya dapat mendukung industri pariwisata secara keseluruhan.
Penghargaan dan Pengakuan
Memberikan penghargaan kepada desa wisata terbaik dan terfavorit adalah cara yang efektif untuk memberikan pengakuan kepada upaya mereka dalam memajukan pariwisata. Ini dapat memotivasi desa-desa lain untuk meningkatkan layanan dan infrastruktur mereka.
Promosi Destinasi Wisata
Dengan mengadakan acara puncak di TMII dan melaporkannya melalui media, program ADWI mempromosikan tempat wisata lokal seperti TMII. Ini memungkinkan tempat-tempat tersebut untuk mendapatkan lebih banyak perhatian dan kunjungan wisatawan.
Kemitraan dengan Pemerintah Daerah
Dukungan penuh dari kepala daerah dan pemangku kepentingan desa wisata menunjukkan pentingnya kerjasama antara sektor swasta (desa wisata) dan pemerintah daerah. Hal ini dapat menjadi model yang efektif untuk pengembangan pariwisata berkelanjutan.
Pesan dan Tema yang Kuat
Tema “Dari Desa untuk Indonesia Bangkit, Pariwisata Berkelas Dunia” adalah pesan yang kuat yang menekankan peran desa-desa dalam meningkatkan ekonomi nasional melalui pariwisata berkualitas internasional. Pesan ini menciptakan visi yang kuat dan tujuan yang jelas.
Daya Tarik Global
Sandiaga Uno menyatakan bahwa desa-desa wisata di Indonesia siap bersaing di tingkat global. Ini menciptakan daya tarik bagi wisatawan internasional dan mendorong pertumbuhan pariwisata berkelas dunia.
Kesimpulannya, program Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023 adalah contoh bagaimana pemasaran dapat digunakan untuk mempromosikan destinasi pariwisata lokal, mendorong partisipasi, dan memberikan pengakuan kepada upaya-upaya dalam pengembangan pariwisata.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz