Saran Bank DBS Demi Perekonomian Indonesia Tahun Ini

marketeers article
22390680 national monument monas indonesia

Perekonomian Indonesia di tahun politik ini akan mengalami banyak tantangan. Isu perang dagang antar raksasa Amerika Serikat dan China terus berpengaruh pada kondisi perekonomian global. Di satu sisi, nilai tukar mata uang Rupiah belum bisa disebut dalam posisi yang aman, walaupun mulai mengalami penguatan.

Meskipun begitu, Indonesia tetap memiliki peluang untuk bisa mengalami pertumbuhan di tahun politik. Menurut Chief Economist DBS Bank Ltd. Taimur Baig, di tengah pengaruh eksternal seperti ancaman perang dagang Amerika Serikat dan China serta keputusan The Feds, serta pengaruh faktor internal di mana akan ada pemilihan umum, Indonesia harus fokus pada permintaan domestik.

“Apabila permintaan domestik terdapat peningkatan, maka di sinilah terdapat peluang bagi Indonesia,” ujarnya dalam ajangDBS Asian Insights Conference. Sebagai catatan, ia menambahkan permintaan domestik bukan berarti permintaan eksternal seperti ekspor, impor, manufaktur dan tambang tidak penting.

Baginya saat ini Indonesia memiliki peluang besar melalui generasi mudanya. Peningkatan daya beli kalangan muda ini yang ia sebut dapat memengaruhi sektor permintaan domestik.

“Indonesia memiliki populasi yang besar yang didominasi oleh generasi muda yang dinamis. Banyaknya jumlah bisnis baru, startup, di Indonesia menjadi salah satu daya tarik Indonesia di mata dunia. Melalui permintaan domestik saja, Indonesia dapat tumbuh di angka 4-5%.” ungkap Taimur.

Ajang DBS Asian Insights Conference juga dihadiri oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia. Sri Mulyani menilai momentum pada akhir tahun akan tetap berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi mendekati 5,15-5,17%.

“Di balik indikator pertumbuhan ekonomi, banyak sekali indikator pembangunan yang truly matters to the people,” ujarnya.

Ia pun melanjutkan bahwa hal ini juga menekan tingkat kemiskinan di dalam negeri sepanjang sejarah Indonesia. “For the first time, single digit poverty rate yang sekarang turun menjadi 9,66% dari 9,8% pada Maret 2018,” tambahnya.

Sementara itu, Menteri Luhut menambahkan, selain pertumbuhan ekonomi yang meningkat dan tingkat kemiskinan yang menurun, laju inflasi Indonesia dinilai sudah cukup baik sampai akhir tahun 2018. Hal ini terbukti dari tingkat inflasi yang berada di bawah 3%.

Editor: Sigit Kurniawan

Related