Satu Dekade Wismilak Foundation Konsisten Menjaring Wirausaha Nasional

marketeers article

Sejak sembilan tahun lalu, Wismilak Foundation konsisten menghadirkan kontes wirausaha dengan tajuk Diplomat Success Challenge (DSC). Melalui DSC, Wismilak Foundation Ingin menggali potensi wirausaha yang hebat asal Indonesia asli. Wismilak Foundation melihat, Indonesia memiliki potensi besar dalam ranah wirausaha.

Sejak pertama kali diadakan pada tahun 2010, lebih dari 20.000 peserta mendaftarkan ide dan bisnis modelnya masing-masing ke DSC. Saat ini, DSC mengembangkan tiga konsep wirausaha dengan memberikan hibah modal usaha, mentoring, serta jaringan kerja dan kolaborasi yang melibatkan alumni DSC.

DSC merupakan salah satu kontes wirausaha paling awal di Indonesia. Ajang ini juga rutin ditayangkan di stasiun televisi nasional. Tahun 2018 ini, ajang DSC disiarkan oleh TV One dan TVRI.

Edric Chandra, Marketing Community & Event Manager PT Wismilak Inti Makmur Tbk mengatakan, pada tahun-tahun pertama pelaksanaan DSC, antusias peserta tidak sebesar sekarang. “Pada lima tahun pertama, paling setahunnya hanya ada 1500 ide,” katanya.

Selepas lima tahun pertama, rata-rata DSC berhasil mengumpulkan sekitar 6.500 ide per tahunnya. Pada tahun 2018 ini, dengan maraknya tren menjadi pengusaha di kalangan anak muda, DSC berhasil menjaring 17.000 ide. Setelah melakukan proses kurasi yang mendalam, terpilih sembilan finalis yang siap mendapatkan hibah modal usaha.

Total hibah yang tersedia mencapai Rp 2 miliar. Namun, total hibah akan disebar sesuai dengan kebutuhan dan model bisnis yang dilakukan oleh tiap finalis. Konsep ini mulai diterapkan sejak dua tahun terakhir. Bagi Edric, tiap peserta nantinya akan bertarung tentang konsep dan bisnis model di hadapan para dewan juri. “Konsepnya pitching. Mereka butuh berapa, maka akan kami lihat apakah benar-benar butuh dan mampu mempertanggungjawabkannya,” katanya.

DSC menilai pada tiga komponen, yakni paham, piawai, dan persona. Setiap dana yang dihibahkan harus bisa dipertanggung jawabkan sesuai rencana masing-masing. Hal ini untuk meminimalisir risiko bahwa dana akan disalahgunakan untuk kegiatan yang non produktif.

Tidak seperti kontes kewirausahaan lainnya yang pasti menelurkan juara pertama, DSC tidak mengurutkan menjadi juara pertama, kedua, atau ketiga. Sembilan kontestan akan mendapatkan dana hibah sesuai kebutuhannya.

Menurut Edric, tidak ada bisnis model yang lebih bagus atau lebih jelek. Dus, DSC menantang para peserta untuk berani mempresentasikan model bisnisnya. “Semua memiliki peluang usaha yang sama untuk sukses. Tinggal bagaimana cara tata kelolanya,” singkatnya.

Dana hibah diberikan secara bertahap selama masa dua tahun mentoring setelah kompetisi usai. Selama mentoring, setiap finalis akan menyusun rencana kerja dan proses aplikasinya seperti apa. Jika rencana kerja dan implementasi sesuai, maka dana hibah akan diberikan.

Rekam jejak secara konsisten selama sembilan tahun membuat DSC sebagai program wirausaha yang paling diminati oleh kalangan entrepreneur. Bahkan, konsistensi ini yang membuat DSC bisa bermitra dengan pihak kampus.

Related