PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) mencatat total volume penjualan semen dan terak mencapai 3,245 juta ton, turun dari 3,290 juta ton pada kuartal pertama tahun lalu. Pendapatan juga mengalami penurunan dari Rp 2,929 miliar menjadi Rp 2,773 miliar.
Laba bruto turun dari Rp 616 miliar menjadi Rp 470 miliar, EBITDA turun dari Rp 478 miliar menjadi Rp 379 miliar, laba sebelum bunga dan pajak penghasilan menurun dari Rp 268 miliar menjadi Rp 165 miliar, dan laba periode berjalan menurun dari Rp 149 miliar menjadi Rp 74 miliar.
Direktur Utama SBI, Lilik Unggul Raharjo, menyatakan bahwa tantangan industri semen masih berat, termasuk persaingan pasar domestik yang ketat, curah hujan tinggi, permintaan pasar ritel yang lemah, dan perlambatan realisasi proyek konstruksi.
BACA JUGA: Industri Semen Bergejolak, Performa PT SBI Kuartal I Turun
“Meski demikian, SBI berkomitmen untuk terus memperkuat fondasi bisnis dan sinergi dengan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk dan Taiheiyo Cement Corporation untuk memperbaiki operasi dan kinerja keuangan pada periode selanjutnya,” kata Lilik Unggul Raharjodalam siaran pers kepada Marketeers, Kamis (27/6/2024).
SBI juga menghadapi ketidakpastian dari situasi geopolitik yang mempengaruhi harga komoditas. Namun, perusahaan optimis bahwa pertumbuhan pasar domestik bisa mencapai sekitar 3% secara year on year berdasarkan realisasi tahun 2023.
Kuartal kedua diharapkan menjadi momentum pemulihan dengan adanya proyek-proyek konstruksi pemerintah yang mendukung Proyek Strategis Nasional (PSN) termasuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) yang diperkirakan akan meningkatkan permintaan semen.
Selain itu, SBI juga akan menyelesaikan proyek pengembangan dermaga dan fasilitas produksi di Tuban, Jawa Timur, yang berpotensi memenuhi permintaan ekspor semen tipe khusus hingga 1 juta ton per tahun melalui kerja sama strategis dengan Taiheiyo Cement Corporation.
Dalam sinergi bersama PT Semen Indonesia (Persero) Tbk , SBI berhasil mempertahankan peran strategis di pasar dengan memasok semen curah untuk beberapa Proyek Strategis Nasional termasuk Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan dan MRT Jakarta Fase 2.
SBI juga terlibat dalam penyediaan beton jadi untuk proyek perumahan Summarecon di Jawa Barat dan baru-baru ini meresmikan fasilitas beton jadi di Subang, Jawa Barat.
Pada aspek keberlanjutan, SBI memperkuat komitmennya melalui inovasi digitalisasi, pemanfaatan bahan bakar dan bahan baku alternatif, serta sinergi dengan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk .
BACA JUGA: SBI Rambah Potensi Bisnis Baterai Kendaraan Listrik
Hingga kuartal I/2024, SBI telah memperluas jaringan kerja sama pengelolaan sampah dengan berbagai daerah untuk meningkatkan pemanfaatan refuse derived fuel (RDF) sebagai bahan bakar alternatif.
SBI juga konsisten dalam inovasi teknologi untuk mencapai efisiensi dan proses produksi berkelanjutan melalui teknologi injeksi hidrogen dan advanced process control di seluruh pabrik semen.
Berbagai inisiatif tersebut mendukung upaya perusahaan untuk menghadirkan solusi produk dan layanan berkelanjutan, termasuk semen ramah lingkungan yang lebih rendah karbon.
Pada tahun 2023, pendapatan dari produk ramah lingkungan dan solusi berkelanjutan meningkat 14% dari tahun 2022.
“Langkah ini tidak hanya menunjukkan komitmen kami terhadap Sustainability Road Map 2030 yang telah ditetapkan perusahaan tetapi juga upaya konkret dalam mendukung target Pemerintah Indonesia untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2050,” ujar Lilik
Editor: Eric Iskandarsjah