Berada pada posisi first-stage entrepreneur memang bukan hal mudah. Ada begitu banyak tantangan dan pembelajaran baru yang harus dilakukan setiap waktu. Menangkap peluang ini, Entrepreneurs Organization (EO) menggelar program EO Accelerator bagi para entrepreneur untuk mengembangkan bisnis mereka. Namun tidak sembarang entrepreneur yang bisa bergabung di sini. EO menetapkan sejumlah syarat yang harus dipenuhi para anggota. Lalu, seperti apa persyaratan dan kegiatan yang ditetapkan dalam program ini?
Ditemui di Philip Kotler Theater Jakarta, Selasa (30/01/2018), EO Accelerator Coach for Gazelles International George Gan mengatakan program EO Accelerator telah digelar secara aktif di lebih dari 50 kota di dunia.
“Berkapasitas maksimum 30 peserta di tiap kota, para peserta dari kalangan entrepreneur ini akan melakukan sharing session dan pembelajaran bersama dengan para coach dan rekan entrepreneur lain,” kata George.
Soal persyaratan, dilansir dari eonetwork.org, para peserta EO Accelerator diwajibkan memenuhi beberapa persyaratan, antara lain menjadi pemilik atau pendiri bisnis operasi dengan pendapatan kotor tahunan sebesar US$ 250 ribu hingga US$ 1 juta.
Para entrepreneur terpilih pada batch ini terdiri dari Khafidz Nasrullah (Kendal Agro Atsiri), Andrew Setiawan (Karta), Ricky Setiawan (IDEA Work), Uma Hapsari (PT Amazara Cipta Indonesia), Anton Soeharyo (Touchten), Gazan Azka Ghafara (Zanana Indonesia), Indrasto Budisantoso (Jojonomic), Joy Surya (Sweet Gems), Takuji Yoshida (PT Beautinesia Media Nusantara), Denica Flesch (Sukkhacitta), Samuel Jeffry C. Soegeng (Trans Jaya Bus Pariwisata), Vincent Huberta (Omsetgo), Yasa P. Singgih (Men’s Republic), Andrew Tanyono (Promogo), Rheza Gunawan Budiono (Duitku), Gilang Gibranthama (Binar Academy), Fellicia Regina (Hasanayu Tri Putri), dan Leon Boey (Living Seas).
Terkait kurikulum program, Learning and Accountability Group Chair EO Indonesia Melinda Sutanto mengatakan para peserta akan dibekali materi perihal strategi dalam meningkatkan pertumbuhan serta membuat perusahaan sustainable, membangun hubungan dengan people dalam bisnis mereka, persoalan eksekusi, dan cash dalam kaitannya dengan pertumbuhan bisnis mereka.
“Program yang berjalan selama dua tahun ini akan memberikan lesson class per tiga bulan bagi para peserta. Untuk menunjang scaling up bisnis mereka, para peserta akan dimentori oleh orang-orang berpengalaman dan kompeten di bidangnya,” pungkas Melinda.
Turut berbagi pengalaman, EO Indonesia President Yusuf Hasnoputro menceritakan sedikit pengalaman bergabung dengan EO selama 12 tahun. “EO sebagai ranah sharing and learning bagi para entrepreneur. Everything I am now, EO telah membawa perubahan besar dalam hidup saya. Mereka telah membangun siapa saya sekarang, dan saya berharap teman-teman entrepreneur lain dapat merasakan pengalaman ini,” ingat Yusuf.
Editor: Eko Adiwaluyo