Masa Ramadan biasanya dimanfaatkan merek untuk melakukan seasonal marketing. Biasanya, di masa ini, tema yang diusung seputar berbagi kebaikan kepada sesama yang membutuhkan.
Langkah yang sama juga sedang dilakukan Listerine dengan mengusung kampanye #BerbagiSenyum. Merek antiseptik besutan PT Johnson & Johnson ini menggelar kampanye tersebut dengan tujuan memberi operasi bibir sumbing gratis bagi anak-anak yang membutuhkan.
“Seasonal marketing yang dilakukan Listerin itu harus sejalan dengan visi dan misi dari perusahaannya, yakni Johnson & Johnson. Salah satu komitmen kami adalah menyehatkan masyarakat Indonesia. Selain berkampanye terkait produk, juga mengkampanyekan values yang akan kami sampaikan kepada masyarakat, seperti dalam kampanye berbagi senyum,” ujar S.H. Kumaladewi, Senior Professional Marketing Manager PT Johnson & Johnson Indonesia kepada Marketeers.
Dalam membangun sebuah kampanye, sambung Kumaladewi, perusahaan sudah memikirkan secara komprehensif bahwa model seasonal marketing ini bukan sekadar untuk mengejar dampak marketing secara bisnis saja, tetapi mau mengejawantahkan komitmen perusahaan pada masyarakat.
“Semua itu mengerucut pada terwujudnya customer engagement. Sebab itu, let’s do something untuk hal ini,” katanya.
Kumaladewi menambahkan, yang penting perusahaan bisa menunjukkan kepeduliannya pada masyarakat. Soal waktu, Kumaladewi mengatakan harus ada waktu yang tepat. Ramadan, misalnya, menjadi waktu yang tepat di mana banyak orang berlomba berbagi kebaikan.
“Dengan melakukan kampanye kebaikan di bulan Ramadan, kami berharap respek dan atensi masyarakat lebih tinggi dibanding dengan musim-musim biasa. Kami tahu, orang mau berbuat apa pun, mau diajak apa pun selagi itu berbuah pada pahala. Termasuk dengan kampanye #BerbagiSenyum yang sedang digalakkan saat ini. Musim ini tentu akan lebih berdampak ketimbang waktu biasa,” kata Kumaladewi.
Untuk melakukan seasonal marketing, sambung Kumaladewi, perlu upaya mendesain secara matang aktivitasnya. Yang jelas, aktivitas tersebut tidak melenceng jauh dari credo values perusahaan Johnson & Johnson.
“Dalam kredo tersebut, perusahaan menempatkan harkat profesional dan masyarakat di posisi nomor satu. Sehingga apa pun aktivitas marketing kami, termasuk campaign yang menjadi bagiannya, harus merupakan bentuk apresiasi dari harkat profesional dan harkat masyarakat yang dilayani,” ujarnya.
Bagaimana dengan revenue dari seasonal marketing ini? Kumaladewi menegaskan, sisi binis atau pendapatan atau keuntungan akan dengan sendirinya mengikuti kalau perusahaan itu mengedepankan masyarakat pelanggannya.
“Intinya, yang mau kami bangun adalah engagement dengan customer bahwa kami memiliki visi yang sama. Kita adalah manusia-manusia yang berhati dan kehendak baik. Lalu, kita bergerak bersama. Ini yang utama dan baru kita bicara soal dampak pada dongkrak sales atau tidaknya,” katanya tanpa menyebut berapa besaran dampak seasonal marketing terhadap sales maupun revenue.