PT Map Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA), anak perusahaan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) yang bergerak di bidang usaha ritel untuk produk sports & leisure mengumumkan kinerja perusahaan di tahun lalu. Sebelum pandemic COVID-19 memukul bisnis ritel Tanah Air, MAPA mencatatkan pertumbuhan kinerja positif sepanjang 2019.
Pendapatan bersih perusahaan meningkat 19,2% menjadi Rp 7,4 triliun. Sementara, laba bersih meningkat 96% menjadi Rp 693 miliar dengan margin laba bersih mencapai 9,3%.
Laba usaha (+12,4%) dan EBITDA (+13,5%) tumbuh dengan laju dua digit, meskipun menunjukkan akselerasi investasi di luar anggaran untuk ekspansi gerai (dalam negeri dan luar negeri), dan belanja digital.
“2019 merupakan tahun dengan pencapaian yang kuat bagi MAP Active. Perusahaan mencatat pertumbuhan topline dan bottomline sesuai target,” jelas VP Investor Relations dan Corporate Secretary MAPA, Ratih D. Gianda dalam keterangan resmi kepada Marketeers, beberapa waktu lalu.
Perusahaan melanjutkan strategi pertumbuhan tiga tahun dengan memasuki pasar negara berkembang yang mengoperasikan lima gerai di Vietnam, serta mempersiapkan pendirian MAP Active di Filipina.
Selain itu, Ratih melaporkan, terdapat peningkatan lebih dari 100% pada platform digital. Termasuk, platform monobrand melalui penjualan daringmencapai 4% dari keseluruhan penjualan.
Strategi penjualan dan pemasaran perusahaan mendorong pertumbuhan Same Store Sales Growth (SSSG)mencapai 10% yang berkontribusi pada kenaikan pendapatan sebesar 20,7% secara keseluruhan di kuartal empat 2019. SSSGuntuk tahun 2019 sesuai dengan estimasi tercatat 8,5%.
“Namun, tingginya permintaan pada kuartal empat mengakibatkan hambatan ketersediaan produk-produk fast-selling yang menyebabkan margin kotor turun menjadi 44,7% pada 2019. Sebagai konsekuensi, perusahaan mencapai level inventory days paling efisien, yakni 148 hari dengan hanya 17% dari total produk berusia lebih dari enam bulan,” jelas Ratih.
MAPA pun memperkuat startegi penjualan Branded Commerce. Perusahaan bermitra dengan sejumlah merek startegis berjangka panjang untuk mendorong over performance pada penjualan dan persepsi aspirasional di kalangan konsumen.
Bicara soal kondisi bisnis di tengah pandemi, perusahaan akan berhati-hati terhadap potensi dampak pandemi.
“MAPA telah mengalami dampak negatif yang signifikan sejak Februari, dan melihat perkembangan situasi dari hari ke hari, kami belum dapat memprediksi dampak terhadap penjualan saat ini. Kami akan memberikan informasi lebih rinci pada kesempatan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan mendatang,” tutup Ratih.