Seberapa Siap Pemerintah Siapkan Sistem Distribusi untuk e-Commerce?

marketeers article

Kementerian Perhubungan Republik Indonesia (Kemenhub) turut menyoroti perkembangan distribusi barang akibat  pesatnya transaksi e-commerce di Indonesia. Sugihardjo, Staf Ahli Bidang Logistik dan Multimoda Kementerian Perhubungan Republik Indonesia menyatakan perkembangan teknologi, kebutuhan konsumen, dan tren e-commerce telah memangkas rantai suplai barang tersebut.

“Dari segi pemasaran, biasanya alur distribusi barang itu mengurut dari pabrikan atau produsen, kemudian ke distributor, ritel, dan berakhir ke pengguna akhir. Seiring dengan geliat e-commerce, alur ini menjadi lebih ringkas, yakni dari produsen langsung ke pengguna akhir atau pembeli,” kata Sugihardjo.

Namun, kendala yang dihadapi Indonesia adalah masih kurang baiknya infrastruktur sehingga menyebabkan Logistic Performance Index tertinggal bila dibandingkan dengan negara lain. Sebab itu, fokus pemerintah saat ini terletak pada perbaikan infrastruktur. Perbaikan ini untuk memaksimalkan konektivitas pengiriman barang, baik domestik, ekspor, maupun impor.

“Setidaknya kami upayakan agar bandara dan pelabuhan sudah dapat terhubung dengan kereta api. Misalnya, Pelabuan Tanjung Perak terminal TPS sudah terkoneksi dengan stasiun kereta api Kalimas di Surabaya. Tujuannya, agar barang dapat diangkut ke Jakarta. Kami juga sedang mempersiapkan Pelabuan Tanjung Emas dan Tanjung Priok, serta Bandara Kuala Namu untuk mengikuti langkah serupa,” jelas Sugihardjo.

Ia menambahkan, sebanyak sembilan bandara yang saat ini potensi permintaannya tinggi akan memiliki terminal khusus untuk unit kargo. Bandara di Jayapura, misalnya, memiliki potensi kargo yang cukup tinggi. Upaya ini dilakukan bukan hanya untuk memaksimalkan kapasitas angkut maupun ketepatan waktu distribusi, tapi juga mendukung keselamatan barang. Sebab itu, ada regulated agent dan aturan lini satu dan lini dua di bandara untuk menangani kargo.

Bila dilihat secara keseluruhan, regulasi e-commerce dalam konteks transportasi  di Indonesia sebetulnya lebih longgar. Pekerjaan yang harus diselesaikan saat ini adalah bagaimana mengoptimalkan komoditas agar dapat dikelola secara efisien.

“Jenis komoditas berdasarkan logistik sifatnya lebih ke produk kecil.  Konektivitas dan efisiensi menjadi fokus kami. Perlu konsolidasi untuk menekan biaya distribusi ini,” imbuh Sugiharjo.

Related

award
SPSAwArDS