Segmentasi Anak Muda Indonesia Berdasarkan Spending Behavior

marketeers article

Gambar di atas merupakan peta segmentasi anak muda Indonesia masa kini, jika dilihat dari spending behavior mereka. Terlihat jelas bahwa mayoritas konsumen anak muda di kota urban Indonesia cenderung lebih terencana dan smart dari segi perilaku pengeluaran mereka. Dari hasil riset yang dilakukan MarkPlus Insight ini, mereka yang planned-smart jumlahnya ada sebesar 51.1%.

Kami menyebutnya Bargain Hunter, atau mereka yang cenderung terorganisir dan terencana dalam mengatur pos-pos pengeluaran sebelum melakukan pembelian suatu produk atau jasa. Saat pengeluaran akan dilakukan, mereka cenderung untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi, demi mendapatkan produk yang terbaik dengan harga termurah.

Mereka adalah kebalikannya impulsive-simple yang jumlahnya cukup banyak yaitu sebesar 28,3%. Segmen ini merupakan kalangan anak muda yang lebih mengarah ke shopaholic. Anak muda ini mudah sekali tergoda untuk melakukan pengeluaran kepada produk-produk yang menarik perhatiannya, bahkan untuk produk yang sebetulnya tidak mereka dibutuhkan. Anak muda di segmen ini tidak memiliki perencanaan pengeluaran yang baik. Mereka ini yang kami sebut segmen Retail Victim.

Mereka yang impulsif ini tidak semuanya ingin ribet. Ada juga konsumen muda yang impulsive-smart. Kami menyebutnya Emotional Saver. Anak muda yang berada di segment ini mudah tergoda untuk membeli barang-barang yang tidak direncanakan sebelumnya. Namun bedanya dengan Retail Victim, Emotional Saver cenderung meluangkan waktu dan tenaga ekstra sebelum membeli, guna mendapatkan harga yang lebih murah atau mendapatkan barang yang lebih baik. 10.3% konsumen anak muda di Indonesia memiliki perilaku pengeluaran seperti ini,

Lawan dari Emotional Saver ini adalah Lazy Shopper. Mereka adalah anak muda yang terorganisir, spending hanya dilakukan sesuai dengan rencana-rencana yang dibuat sebelumnya. Saat jadwal pengeluaran sudah jatuh tempo sesuai dengan rencana yang dibuat, mereka jarang sekali meluangkan waktu dan tenaga extra, untuk mendapatkan barang termurah atau alternative yang lebih baik. 10,3% anak muda Indonesia memiliki perilaku pengeluaran seperti Lazy Shopper ini.

Simak ulasan mendalamnya dalam Marketeers edisi Mei 2012!

Related