Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah melakukan evaluasi terkait manajemen lalu lintas dalam arus mudik. Evaluasi itu pun menunjukkan sejumlah pertumbuhan positif yang signifikan.
Karenanya, Budi Karya Sumadi, Menteri Perhubungan mengapresiasi semua stakeholder yang sudah berkoordinasi dan berkolaborasi dalam menyukseskan arus mudik Lebaran 2024.
“Tidak mungkin itu terjadi tanpa upaya yang dilakukan oleh Polisi dan Jasa Marga serta stakeholder yang lain. Jadi apresiasi sekali lagi atas yang dilakukan oleh semua stakeholder,” kata Budi Karya Sumadi dikutip dari website Kementerian Perhubungan, Kamis (11/4/2024).
BACA JUGA: Arus Mudik 2024, AP II Terima 1.539 Pengajuan Penerbangan Tambahan
Menurutnya, salah satu kesuksesan itu tercermin dari indikator terkait kecepatan rata-rata dan waktu tempuh yang dijalani oleh para pemudik.
Kemenhub mencatat, pada arus mudik kali ini, kecepatan rata-rata dalam perjalanan dari Jakarta menuju Semarang saat puncak arus mudik adalah 67,59 kilometer/jam.
Sementara waktu tempuh untuk perjalanan itu dicapai dalam durasi 6 jam 54 menit.
Kedua indikator itu tercatat mengalami kenaikan signifikan dibanding catatan Kemenhub pada periode arus mudik 2023.
Tahun lalu, kecepatan rata-rata yang diraih adalah 64,14 kilometer/jam. Artinya, kecepatan rata-rata tahun ini naik 12,5%.
Sedangkan waktu tempuh dalam arus mudik tahun lalu adalah 8 jam 12 menit. Artinya, waktu tempu di tahun ini lebih cepat 17,5%.
BACA JUGA: Pertamina Jaga Awareness Saat Lebaran lewat Lesehan Enduro
Raihan ini mencerminkan bahwa pemudik bisa melakukan perjalanan dengan lebih lancar. Karena, seluruh stakeholder telah melakukan sejumlah langkah antisipasi untuk mengurangi kepadatan arus lalu lintas.
Sejumlah langkah antisipasi itu diantaranya adalah imbauan agar masyarakat melakukan perjalanan di luar peak time. Selain itu, langkah antisipasi lainya adalah dengan memberlakukan contraflow dan penerapan one way.
Soal kecelakaan, Kepala Korlantas Polri, Irjen Pol Aan Suhanan mengatakan, tingkat kecelakaan lalu lintas secara nasional mengalami penurunan sebesar 12 % dari 1793 kasus menjadi 1581 kasus.
Kemudian untuk fatalitas korban meninggal dunia juga turun 0,04 %, luka berat ada naik 19 %, dan luka ringan turun sebesar 18 %.
Selanjuntya, seluruh capaian itu telah menjadi landasan evaluasi dalam manajemen lalu lintas untuk kemudian seluruh stakeholder itu bisa memberikan pelayanan terbaik dalam arus balik.