Ketika memasuki pusat perbelanjaan, Anda akan sering mendapati nuansa merah dan emas di sana. Hiasan-hiasan yang merepresentasikan Tahun Baru Imlek pun terpampang. Ya, kali ini kita tengah menantikan tahun monyet api datang.
Bagi PT Tozy Sentosa yang menaungi Parkson, Centro, dan Kem Chicks Pacific Place, mereka telah mempersiapkan perayaan ini juah-jauh hari. “Perencanaan ini telah kami lakukan setahun lalu. Namun, untuk detail, kami mempersiapkan sejak dua hingga tiga bulan lalu mengingat ada waktu produksi dan perlu berkomunikasi dengan supplier,” kata Advertising & Promotion Senior Manager PT Tozy Sentosa Pelly Sianova dalam acara Lunar New Year Media Luncheon di Jakarta, Selasa (2/2/2016).
Pelly menambahkan, konsep imlek tahun ini terdapat sedikit perbedaan dibanding tahun lalu. Menurutnya, perbedaannya terletak pada style yang jauh lebih modern dengan sedikit sentuhan kontemporer untuk tahun ini. Pelly melihat konsumen menginginkan gaya yang modern yang sedikit di luar dari biasanya. Untuk itu, pihaknya menghadirkan apparel yang disesuaikan dengan keinginan konsumen.
Untuk produk yang paling banyak dibeli saat Imlek, sambung Pelly, produk apparel, sepatu, dan peralatan rumah tangga masih menempati urutan teratas. “Mereka membutuhkan produk-produk tersebut untuk menunjang Tahun Baru Imlek. Contohnya, pakaian, masyarakat Tionghoa memiliki kebiasaan memakai baju baru saat imlek,” tambahnya.
Sementara itu, ketika ditanya mengenai peruntungan di tahun monyet, Tozy Sentosa tetap optimistis. Bahkan, Tozy Sentosa selalu optimistis di tahun apa pun. “Kami percaya di setiap situasi dan tahun apapun pasti kami memiliki kesempatan. Yang penting adalah komunikasi dengan pelanggan. Dan, buat program-program yang sesuai,” katanya.
Untuk saat ini, Tozy Sentosa menghadirkan beberapa program dalam rangka menyambut Imlek, seperti program Imlek After Hour Shopping, Lucky Ang Pao, maupun member gathering platinum dengan mengadakan beauty class seputar pemakaian make up saat Imlek. Selain itu, jelang Imlek, Centro dan Parkson pun menyediakan lebih banyak koleksi baju khas Negeri Tirai Bambu. “Kami menghadirkan koleksi spesial imlek. Pastinya koleksi seperti ini tidak kami keluarkan saat lebaran,” papar Pelly.
Pelly menjelaskan adanya perayaan Imlek setiap tahun berdampak pada peningkatan penjualan. Meski begitu, lanjut Pelly, peningkatan tersebut tidak sebesar saat perayaan lebaran dan Natal. Hal ini cukup beralasan karena komunitas Tionghoa di Indonesia yang merayakan Imlek bukan lah mayoritas. Untungnya, Imlek bukan lagi dipandang sebagai perayaan golongan tertentu.
“Meskipun pelanggan kami tidak merayakan Imlek, tapi banyak dari mereka yang menggunakan style kerah cheongsam. Mereka menganggap ini sebagai bagian dari fesyen,” imbuh Pelly.
Editor: Sigit Kurniawan