Meskipun situasi ekonomi tidak terlalu kondusif, selama tahun 2015 lalu Bank Negara Indonesia (BNI) berhasil menyalurkan kredit perseroan sebanyak Rp 326,1 triliun. Apabila dibandingkan dengan tahun 2014 berhasil tumbuh sebanyak 17,5%. Dana Pihak Ketiga juga mengalam pertumbuhan sebanyak 18% menjadi Rp 370,4 triliun
Penyaluran kredit BNI mengalami pertumbuhan di beragam segmen, baik bussines banking dan konsumer. Kredit pada segmen bussines banking tumbuh 15,3% menjadi Rp 231,1 triliun dibandingkan tahun 2014. Penyaluran kredit tersebut meliputi UKM, korporasi, BUMN, serta pembiayaan anak perusahaan dan cabang luar negeri.
“Kami bersyukur dalam situasi perekonomian yang penuh tantangan, kinerja BNI sepanjang 2015 terus menguat,” ujar Direktur Utama BNI Achmad Baiquni di Jakarta, Senin (25/1/2016).
Pada segmen konsumer, BNI berhasil menjaga momentum pertumbuhan kredit sebesar 10,6% mejadi Rp 57,7 triliun. BNI Griya yang merupakan layanan kredit kepemilikan rumah oleh BNI berhasul memberikan kontribusi sebanyak 60,2%. Diikuti kartu kredit 17%, kredit konsumer lainnya 15,8% dan flexi 6,8%.
Pertumbuhan kredit yang cukup tinggi tetap memperhatikan pengelolaan risiko kredit dengan NPL nett sebesar 0,9%. Hal ini sejalan dengan kebijakan BNI yang konservatif dan proaktif coverage rasio kredit dijaga pada level 140,4%.
“Kondisi perekonomian global dan domestik yang masih sangat menantang, membuat BNI sangat berhati-hati. Coverage rasioo kredit yang tinggi merupakan bagian dari upaya BNI dalam menjalankan strategi bisnis dengan pengelolaan risiko yang konservatif,” tambah Baiquni.
BNI juga mengklaim segmen kartu kredit BNI masih jadi pemimpin pasar dengan total kepemilikan kartu kredit mencapai 1,7 juta. Pada 2015 BNI telah menambah dua ribu ATM baru serta mengoperasikan 40 ribu mesin EDC baru dengan total nasabah mencapai 17 juta nasabah.
Editor: Eko Adiwaluyo