Self-Love dan Dampaknya dalam Membangun Self Branding

marketeers article
Membangun Self Campus Marketeers Club yang digelar di Elizabeth International School Denpasar. (Marketeers/Nugraha Satia)

Membangun self branding merupakan kunci bagaimana individu untuk stand out, baik dalam aspek personal maupun bisnis. Dalam dunia bisnis, penting bagi individu untuk memiliki self branding yang baik agar dapat memperoleh kepercayaan dari konsumen.

Seluk beluk soal personal branding ini pun menjadi tema yang diangkat dalam Campus Marketeers Club yang digelar di Elizabeth International School Denpasar, Bali, Selasa (12/11/2024).

Pada kesempatan itu, Muhammad Perkasa Al Hafiz, Managing Editor Marketeers menyampaikan proses membangun personal branding tidak hanya terbatas pada hard-skill dan soft-skill. Menurutnya, ada langkah-langkah penting dalam membangun hubungan dengan audience, yang ia sebut sebagai 5A, yaitu aware, appeal, ask, act, dan advocate.

Konsep ini umumnya digunakan dalam dunia pemasaran namun, konsep ini juga relevan dalam membangun self branding. Seperti bagaimana seseorang perlu untuk membuat publik aware terhadap eksistensinya terlebih dahulu, sampai bagaimana publik menjadikannnya sebagai bahan obrolan.

BACA JUGA: Lewat CMC, Estetika dan Antam Ajak Mahasiswa UI Produktif lewat Medsos

Konsep lain yang juga relevan adalah PDB atau positioning, differentiation, branding. Dalam konteks bisnis, positioning juga menjadi elemen yang tidak bisa diabaikan.

Hafiz memberi contoh lewat beberapa merek ternama seperti Toyota dan BMW, yang masing-masing memiliki positioning unik di benak konsumen. Toyota, misalnya, identik dengan mobil keluarga, sementara BMW dikenal sebagai mobil sport dan mewah.

Positioning ini, lanjut Hafiz, adalah kesan yang ingin ditanamkan di benak konsumen, bukan sekadar tagline atau slogan.

Diferensiasi menjadi elemen kunci lainnya yang ditekankan Hafiz. “Kamu tidak perlu menjadi yang terbaik, tapi kamu perlu berbeda,” kata Hafiz.

Ini menunjukkan bahwa perbedaan, selama positif, bisa menjadi daya tarik yang kuat. Hafiz mengambil contoh BMW dan Mercedes-Benz yang memiliki diferensiasi unik dimana BMW mengedepankan kenyamanan berkendara sebagai sports car, sedangkan Mercedes-Benz unggul dalam kenyamanan sebagai luxury car.

Ia pun menggarisbawahi pentingnya tiga elemen utama dalam membangun diferensiasi yakni konten, konteks, dan infrastruktur.

Konten adalah nilai inti atau value yang ditawarkan, konteks adalah cara penyampaian yang efektif, sementara infrastruktur adalah penunjang agar proses tersebut berjalan baik.

Misalnya, seorang lulusan dari sekolah perhotelan perlu membangun jaringan dan memperkuat kemampuan manajerial untuk bisa bersaing dan mendukung brand perusahaannya di pasar.

BACA JUGA: 4 Fakta Heartbreak Motel yang Bikin Laura Basuki Selfie Tiap Hari di X

Ia mengingatkan bahwa infrastruktur menjadi faktor enabler atau pendukung bagi brand seseorang. Tidak hanya teknologi, tetapi juga kemampuan dan sumber daya manusia yang tersedia. Dengan menyiapkan infrastruktur yang memadai, sebuah brand dapat dengan mudah memperkuat posisinya di pasar dan mempertahankan relevansi dalam jangka panjang.

Membangun self-branding tak lepas dari membangun kualitas diri. Karenanya, self branding beriringan dengan self love.

Self love dalam ikhtisar yang luas bermakna kecintaan terhadap diri sendiri dengan mengembangkan hal-hal yang positif dibarengi dengan mengeliminasi hal-hal negatif dari diri sendiri.

Zulfikar Tito Enggartiarso, Marketing Manager Klinik Estetika dr. Affandi mengatakan bahwa self branding juga memiliki aspek internal yang harus dibangun. Salah satu aspeknya yakni kesehatan kulit.

Kesehatan kulit beriringan dengan penampilan seseorang. Penampilan merupakan aspek internal yang penting dalam membangun self branding. Persepsi mengenai seseorang sangat ditentukan dari bagaimana impresi pertama dari seseorang tersebut.

Karenanya, penting bagi individu untuk merawat diri agar memberikan impresi pertama yang baik. Selaras dengan konsep 5A, impresi yang bagus juga akan memberikan dampak yang baik bagi proses karir.

“Memprioritaskan kesehatan kulit dapat memberikan dampak besar pada perjalanan profesionalmu. Kulit yang sehat dapat membantu kamu memiliki rasa percaya diri dan kesan positif pada orang lain di sekitarmu,” kata Tito.

Diah Suryandari, Director of Quality Assurance and Operation Elizabeth International, menambahkan bahwa aspek internal self branding yang juga perlu diperhatikan adalah membangun mindset.

Ia menekankan, dalam membangun self branding yang baik, individu juga harus memiliki mindset yang positif.

Banyak hal yang bisa dilakukan untuk membangun mindset yang positif. Seperti rutin berolahraga untuk membuat badan tetap sehat.

BACA JUGA: CMC X Elizabeth: Masuki Era Baru Pemasaran dengan Omnichannel

Selain itu, penting untuk memperhatikan circle pergaulan di sekitar. Hindari pergaulan dengan orang-orang yang membawa mindset negatif, karena pola pikir negatif akan memperlambat proses pengembangan diri.

Mulailah juga untuk menyusun tujuan kecil yang bertahap. Karena tujuan besar dibuat dari banyak tujuan kecil yang tercapai.

Hindari juga untuk membandingkan diri dengan orang lain baik itu capaian, cobaan, dan lain-lain. Setiap individu memiliki prosesnya masing-masing, dan tidak setiap individu memiliki tujuan yang sama.

“Kenali juga diri sendiri. Kenali apa yang menjadi kelebihan dan kekuranganmu. Apa yang bisa kamu ubah dan apa yang tidak bisa kamu ubah,” kata Diah.

Editor: Eric Iskandarsjah

Related

award
SPSAwArDS