Ketenaran Banyuwangi selalu mengundang daya tarik kalangan wisatawan dan pebisnis. Untuk itu, Lion Air Group melalui maskapai Batik Air membuka rute baru dari Cengkareng menuju Banyuwangi mulai 19 Desember.
Penerbangan ini akan dilayani dengan Airbus A320-200 berkapasitas 12 kursi kelas bisnis dan 144 kelas ekonomi, armada terbaru yang dilengkapi inflight entertainment (audio video on demand) di setiap kursi. Rute tersebut dilayani secara reguler pergi pulang berjadwal satu kali setiap hari.
“Ke depan kami optimistis dapat terus tumbuh melayani kota lain area Jawa Timur, setelah Surabaya dan Malang yang terhubung langsung Jakarta. Penerbangan pertama ke kota yang memiliki julukan Sunrise of Java ini merupakan bagian dari langkah strategis Batik Air dalam menjembatani antardestinasi domestik sejalan memperkuat layanan dan jaringan Batik Air yang saat ini sudah beroperasi,” terang CEO Batik Air, Capt. Achmad Luthfie.
Layanan perdana Batik Air dimulai dengan nomor ID-6590. Pesawat lepas landas melalui Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten (CGK) pukul 08.25 WIB dan akan mendarat di Bandar Udara Internasional Banyuwangi (BWX) pada 10.05 WIB. Untuk penerbangan sebaliknya Batik Air terbang pada 11.05 WIB dari Banyuwangi menggunakan nomor ID-6591 dan dijadwalkan tiba di Soekarno-Hatta, Tangerang pukul 12.45 WIB.
“Pebisnis, wisatawan dan khususnya turis milenial dari Jakarta maupun kota-kota lain akan menikmati penerbangan bersama Batik Air menuju Banyuwangi. Kesungguhan Batik Air ialah menyediakan pelayanan terbaik dan menambahkan kenyamanan setiap tamu saat berada di pesawat,” tambah Luthfie.
Ia menambahkan tentang ekspansi pasar dan rute, Banyuwangi sebagai destinasi baru ini adalah pintu gerbang wisata dan bisnis. Untuk itu, terbang langsung ke Banyuwangi menjadi bagian dalam upaya Batik Air mendukung program pemerintah seiring pengembangan pariwisata nasional. “Kami berharap, layanan Batik Air berkontribusi positif membantu peningkatan potensi bisnis, perdagangan, industri kreatif, jasa, dan sektor lainnya,” pungkas Lutfhie.
Editor: Sigit Kurniawan