Semarak e-Maritime di Kota Ambon

marketeers article

Banyak orang menganggap wilayah timur Indonesia sebagai daerah tertinggal. Namun, itu tidak berlaku bagi Ambon, ibukota Provinsi Maluku ini. Dengan penduduk sekitar 300 ribu jiwa, Ambon mulai menujukkan identitasnya sebagai kota cerdas.

Setidaknya, Ambon adalah kota yang sudah dilalui internet berkapasitas cepat 4G LTE. Kota ini juga menjadi kota pertama yang mengadopsi platform Smart City Nusantara yang digagas oleh PT Telkom Tbk.

Smart City Nusantara merupakah infrastruktur digital broadband yang mencakup Smart Government, Smart Education, Smart healthcare, Smart Security, Smart Transportation, Smart Environment dan Smart Citizen. Targetnya, Ambon menjadi smart city terintegrasi pada tahun 2017.

“Ambon mulai berbenah sebagai kota cerdas. Internet bukan masalah lagi di Ambon,” terang Romeo Soplanit saat membuka roadshow The NextDev di Universitas Pattimura Ambon beberapa waktu lalu.

Romeo mengatakan, saat ini, fokus Pemerintah Kota Ambon di dunia TIK adalah menciptakan konten berbasis teknologi untuk mendukung konsep smart city. 

“Kami tidak bisa melakukannya seorang diri. Kami ingin mahasiswa Ambon menciptakan konten berupa aplikasi maupun portal situs untuk kemajuan kota Ambon itu sendiri,” terangnya.

Ia menjelaskan, salah satu daya tarik Ambon adalah pariwisata maritim yang menakjubkan. Akan tetapi, konten informasi mengenai pariwisata Ambon masih sangat minim. “Maka itu, startup yang menggali potensi wisata Ambon dirasa dibutuhkan saat ini,” ujar Romeo.

Sementara itu, VP Communications Telkomsel Adita Irawati mengatakan, Telkomsel sebagai opeator seluler terbesar di Indonesia memiliki kewajiban untuk membantu memajukan kota-kota di Indonesia menuju kota cerdas. Gelaran The NextDev, katanya, dapat membantu Pemerintah Kota menemukan solusi dari permasalahan kotanya melalui aplikasi seluler.

“Ambon menjadi kota ke-17 gelaran The NextDev. Dan, ini adalah peserta yang terbesar sepanjang acara ini berlangsung,” kata Adita di hadapan 800an lebih mahasiswa Ambon yang hadir memadati auditorium Universitas Pattimura.

Adita melanjutkan, Ambon yang kaya akan sumber daya laut dapat menjadi inspirasi untuk membuat aplikasi seluler bertajuk kemaritiman. “Misalnya, bagaimana aplikasi tersebut dapat membantu nelayan untuk menangkap ikan lebih efektif dan efisien,” imbuhnya.

Di acara tersebut pula, CEO e-Fishery Gibran Huzaifah hadir untuk memberikan inspirasinya mengenai dunia startup. Gibran bilang, usahanya itu berawal dari masalah umum yang terjadi di kalangan peternak ikan, yaitu sulitnya mengontrol pakan ikan secara manual.

“Perlu diketahui, 80% dari modal peternak ikan habis untuk pakan. Selama ini, banyak pakan terbuang secara percuma karena tak ada hitung-hitungan kapan ikan merasa lapar atau kenyang,” ungkapnya.

e-Fishery pun dibentuk sebagai platform pemberi pakan untuk budidaya ikan dan udang. Alat ini memberikan pakan secara otomatis, mendeteksi nafsu makan ikan, dan mencatat perfroma pemberian pakan melalui jaringan internet.

“Kami menggunakan sensor yang mendeteksi perilaku ikan ketika lapar dan kenyang. Sehingga, peternak ikan menjadi efisien saat memberi pakan,” ujarnya.

Kendati mulai menapaki kesuksesan, Gibran menyadari bahwa usahanya itu diraih lewat proses kegagalan. “Lewat kegagalan itu, saya belajar untuk menyusun produk yang dibutuhkan. Karena saya bukan seorang sarjana perikanan, namun lulusan biologi. Saya butuh feedback dari para peternak ikan,” kelakar Gibran.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

 

Related

award
SPSAwArDS