Semen Baturaja Kian Fokus Garap Sumatera Bagian Selatan

marketeers article

PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. (SMBR) berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 1,55 triliun pada 2017, atau tumbuh 1,9% dibanding tahun 2016 sebesar Rp.1,52 triliun. Secara keseluruhan, penjualan semen SMBR mencapai 1.762.137 ton, meningkat 8% dibanding tahun 2016.

Dari total volume penjualan semen itu, terdapat semen sebanyak 78.542 ton yang tidak dibukukan sebagai pendapatan yang merupakan trial production dari Pabrik Baturaja II selama periode Juni-Agustus 2017 sebelum komersialisasi pabrik berjalan pada tanggal 1 September 2017. Jika dibukukan, maka total pendapatan SMBR menjadi Rp 1,62 triliun dan tumbuh 6,4% dibanding tahun 2016.

Adapun Pabrik Baturaja II merupakan pabrik semen terintegrasi kedua yang dimiliki SMBR dengan kapasitas produksi semen sebesar 1,85 juta ton per tahun. Artinya total kapasitas produksi semen SMBR saat ini sebesar 3,85 juta ton per tahun.

Seiring beroperasinya pabrik baru, SMBR menjaga komitmen untuk tumbuh berkelanjutan dengan membukukan pertumbuhan volume penjualan di seluruh area pemasaran Perseroan di wilayah Sumatera Bagian Selatan. Di pasar utama Perseroan, SMBR membukukan volume penjualan di Sumatera Selatan sebesar 1.160.081 ton atau tumbuh 2,7% dibanding tahun 2016. Sementara di Lampung, volume penjualan tumbuh 11,3% menjadi 472.812 ton.

Untuk wilayah pasar sekunder, SMBR membukukan kenaikan penjualan semen di Jambi sebesar 79,3% menjadi 90.152 ton dan Bengkulu sebesar 36,6% menjadi 36.897 ton. SMBR juga mulai masuk dan membuka wilayah pasar di Bangka Belitung sejak September sebesar 2.195 ton sampai akhir tahun 2017.

Pada RUPS Tahunan Tahun Buku 2017 ini, SMBR menetapkan laba bersih sebesar Rp146,6 miliar dengan dividen payout ratio sebesar 25% dengan total nilai dividen sebesar Rp.36,7 miliar. Rahmat Pribadi, Direktur Utama PT Semen Baturaja (Persero) Tbk mengatakan, pemerintah, sebagai pemegang saham mayoritas sebanyak 75,57% akan menerima Rp 27,68 miliar. Sedangkan, pemegang saham publik sebesar 24,43% atau menerima Rp 8,94 miliar. Sisa sebesar Rp 110 miliar ditetapkan sebagai laba ditahan.

Related