PT Bank BTPN Tbk (Bank BTPN) mencatat pertumbuhan positif pada semester I 2023 dengan meningkatnya pendapatan bunga, pendapatan bunga bersih, dan pendapatan operasional. Pendapatan bunga tumbuh sebesar 26%, sementara pendapatan bunga bersih tercatat di level Rp 5,95 triliun, atau naik 4% year-on-year (yoy), di tengah kenaikan suku bunga.
Di sisi lain, Bank BTPN juga mencatat peningkatan pendapatan operasional (konsolidasi) sebesar 3% yoy, sementara Pre-Provision Operating Profit (PPOP) berada di level Rp3,32 triliun. Net Interest Margin (NIM) Bank terjaga di 6.3%.
Bank BTPN memutuskan untuk menambah pencadangan kredit pada kuartal kedua tahun 2023 sebagai bagian dari antisipasi bank terkait proses restrukturisasi nasabah korporasi dan sebagai bagian dari upaya mitigasi dari berakhirnya kebijakan stimulus COVID-19 pemerintah.
BACA JUGA: Terbitkan Obligasi Hijau, IFC Gandeng Bank BTPN
Dengan penambahan pencadangan ini, biaya kredit meningkat sebesar Rp 422 miliar, yang kemudian memengaruhi laba bersih setelah pajak Bank BTPN (konsolidasi). Laba bersih setelah pajak yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat di level Rp 1,46 triliun sepanjang Januari-Juni 2023, lebih rendah 13% yoy.
“Kami patut bersyukur Indonesia telah memasuki masa transisi endemi sehingga perekonomian mulai kembali bangkit. Bank terus berupaya mendukung berbagai kebijakan pemerintah untuk mendukung pertumbuhan dan antisipasi risiko kredit,” kata Henoch, Direktur Utama Bank BTPN.
“Di luar itu, pulihnya perekonomian adalah angin segar yang ditunggu-tunggu oleh berbagai pihak,” ujarnya.
Dari sisi pertumbuhan kredit, kredit di segmen Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan syariah tercatat masing-masing meningkat sebesar 18% yoy dan 8% yoy. Total kredit yang disalurkan oleh Bank BTPN per akhir Juni 2023 turun 0,4% yoy ke posisi Rp 148,71 triliun.
Bank BTPN senantiasa berkomitmen menjaga kualitas kredit. Rasio gross non-performing loan (NPL) bank terjaga di 1,39%, masih lebih rendah dibanding rata-rata industri yang tercatat sebesar 2,52% pada akhir Mei 2023.
BACA JUGA: Naik 7%, Bank BTPN Bukukan Laba Bersih Rp 805 Miliar pada Kuartal I
Dana pihak ketiga Bank BTPN meningkat sebesar 4% yoy menjadi Rp 107,35 triliun akhir Juni tahun ini, dari Rp 103,17 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Bank BTPN berhasil menjaga rasio likuiditas dan pendanaan berada di tingkat yang sehat, dengan Liquidity Coverage Ratio (LCR) mencapai 223,3% dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) di 124,0% pada posisi 30 Juni 2023.
Perseroan mencatat rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) berada di level yang kuat, yakni 29,8%. Hingga akhir Juni 2023, Jenius kian menunjukkan tren pertumbuhan yang kuat dengan mencatatkan pertumbuhan pengguna (registered user) sebesar 19% yoy menjadi 4,8 juta dari sekitar 4 juta pada periode yang sama.
Funding balance/DPK yang dikelola Jenius juga menunjukkan kenaikan sebesar 43% yoy menjadi Rp 24,7 triliun dari Rp 17,3 triliun pada akhir Juni 2022. Total produk pinjaman yang disalurkan Jenius telah mencapai Rp 1,3 triliun pada akhir Juni 2023, atau naik lebih dari dua kalinya (119% yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni di angka Rp 602,1 miliar.
Melalui berbagai inovasi untuk memenuhi kebutuhan keuangan masyarakat digital savvy, Jenius kini hadir dengan beragam produk pinjaman, seperti Flexi Cash, Digital Micro, Kartu Kredit Jenius, dan Jenius Paylater. Pertumbuhan pengguna Jenius tak lepas dari peningkatan kesadaran literasi keuangan, khususnya bagi nasabah Gen Z dan Gen Y yang kian mendominasi tren investasi.
Sebagai penyedia layanan keuangan digital yang menawarkan berbagai solusi keuangan dalam genggaman, Jenius terus berinovasi dengan mengedepankan proses kolaborasi dan kokreasi. Dengan begitu, setiap fitur Jenius merupakan solusi yang tepat sasaran dengan kebutuhan penggunanya, salah satunya adalah produk investasi reksa dana.
Jenius pun berkomitmen meningkatkan literasi bagi investor muda akan pilihan produk investasi yang tepat melalui berbagai langkah edukasi, baik dalam aplikasi maupun luar aplikasi. Hal ini membantu para investor untuk mengetahui tingkat toleransi terhadap risiko investasi dan komposisi kategori produk yang sesuai.
“Dalam menentukan arahan strategi dan keputusan bisnis, Bank BTPN selalu menerapkan prinsip kehati hatian guna menunjang pertumbuhan perusahaan maupun setiap unit bisnis yang dinaungi,” kata Henoch.
Editor: Ranto Rajagukguk