Toyota Motor Corp akan memulai kembali produksi kendaraan listrik pertamanya, bZ4X. Perusahaan otomotif asal Jepang tersebut telah memperbaiki potensi masalah keselamatan yang telah menghentikan penjualan model bertenaga baterai itu selama lebih dari tiga bulan.
Dikutip dari Reuters, Kamis (6/10/2022), produsen mobil terbesar Jepang yang lambat di pasar electric vehicle (EV) ini menarik (recall) 2.700 unit bZ4x secara global pada bulan Juni. Ditemukan adanya risiko lepasnya roda mobil pada produk tersebut.
Subaru Corp, produsen otomotif yang masuk bagian dari Toyota juga harus menarik model Solterra lantaran dikembangkan bersama induk usahanya. Toyota telah menyampaikan pemberitahuan penarikan ke Kementerian Transportasi Jepang.
Dalam pemberitahuan itu, Toyota menyatakan tikungan tajam dan pengereman mendadak dapat menyebabkan baut hub kendor, sehingga meningkatkan risiko roda terlepas dari kendaraan. Namun, Toyota memastikan hub diganti dan dikencangkan dengan benar dalam versi baru bZ4X.
Selain itu, Toyota memastikan telah mengidentifikasi dan memperbaiki potensi masalah dengan airbag di dalam mobil. Beberapa airbag tidak dipasang dengan benar di pabrik dan berisiko gagal berfungsi sehingga berpeluang menyebabkan cedera.
Masahiko Maeda, Chief Technology Officer Toyota menuturkan perusahaan baru mengetahui masalah airbag dalam satu atau dua bulan terakhir.
“Sekali lagi kami maaf atas kekhawatiran, kecemasan, dan ketidaknyamanan yang kami timbulkan kepada pelanggan, diler, dan pemangku kepentingan kami,” kata Maeda.
Maeda menolak berkomentar tentang berapa biaya recall. Perusahaan kini tengah menghadapi kritik dari kelompok lingkungan dan investor yang ingin Toyota berkembang lebih cepat ke mobil listrik.
Toyota memutuskan untuk menolak rekomendasi tersebut lantaran perlu menawarkan pilihan mobil yang sesuai dengan pasar dan pelanggan yang berbeda. Mobil hybrid, seperti Prius tetap jauh lebih populer di pasar dalam negeri Toyota.
Data industri negeri Sakura itu mencatat kendaraan listrik berbasis baterai murni hanya menyumbang 1% dari mobil penumpang yang dijual di Jepang tahun lalu.
Crossover bZ4X, yang dibuat sebagai jawaban untuk Tesla Model Y, dan Volkswagen ID.4 hanya terjual 232 unit di Amerika Serikat (AS). Tahun lalu, produsen mobil Jepang itu berkomitmen mengembangkan mobil listrik berbasis baterai dengan menggelontorkan uang sekitar US$ 30 miliar.
Perusahaan mengharapkan penjualan tahunan mobil listrik hanya mencapai 3,5 juta kendaraan pada akhir dekade ini, sekitar sepertiga dari penjualan mobil dengan bahan bakar minyak (BBM).