Seniman Bawa Misi Sustainability di Peluncuran Avatar: The Way of Water
Penantian penggemar Avatar selama belasan tahun resmi berakhir. Pasalnya, sekuel dari film yang pertama kali hadir pada tahun 2009 tersebut resmi tayang hari ini, Rabu (14/12/2022) dengan judul Avatar: The Way of Water.
Disney Indonesia pun merayakannya dengan cara menarik, yaitu kolaborasi kreatif. Salah satu seniman yang ikut terlibat dalam perayaan film James Cameron ini adalah Alex Abbad.
BACA JUGA: CEO Disney Bakal Fokus Cari Untung lewat Layanan Streaming
Aktor, musisi, dan seniman ini turut bergabung dalam perayaan bersama Disney dengan instalasi karya yang terinspirasi dari dunia laut Pandora bertema sustainability atau pelestarian lingkungan. Alex membuat karyanya menyerupai bentuk hewan laut Pandora yang dilihat sebelumnya pada trailer film.
Material utama dalam instalasi ini adalah bahan-bahan ramah lingkungan, seperti botol bekas hingga jaring yang sudah pernah digunakan oleh nelayan. Alex menggunakan sekitar 1.000 botol untuk karya yang ditampilkan di POS BLOC, Jakarta itu dan butuh waktu setidaknya lima hari untuk menyelesaikan karyanya.
BACA JUGA: Disney Gandeng Seniman Untuk Rayakan Kisah Terbaru Wakanda
“Setelah menonton trailer film ini, saya melihat hal yang dominan dari ceritanya adalah bagaimana mereka mempertahankan teritorial. Karena itu, saya menggunakan material yang sustainable. Bagi saya ini sama halnya seperti manusia yang memperjuangkan kelestarian alam,” ujar Alex pada konferensi pers Avatar: The Way of Water, Selasa (13/12/2022).
Alex menyadari salah satu permasalahan pelestarian alam yang banyak dihadapi adalah pencemaran air dan sampah plastik. Selain itu, recycle atau up cycle diketahui membutuhkan dana yang tidak sedikit. Akan tetapi, bukan berarti pelestarian tiak dapat dilakukan.
“Ini bisa diawali dengan langkah penting yaitu membiasakan individu,” ucap Alex.
Karya Alex dapat tercipta dalam waktu singkat bukan berkat kerja keras sendirian. Ia mengatakan jarak antara ajakan kolaborasi dari Disney dan deadline pengumpulan karyanya cukup cepat.
Ia terbantu oleh komunitas di Yogyakarta yang mengumpulkan sampah. Salah satu yang mereka kumpulkan adalah plastik. Melihat warga yang sudah berdaya di wilayah tersebut, Alex percaya masih ada kemungkinan untuk pelestarian alam dilakukan dari langkah sederhana.
Editor: Ranto Rajagukguk