PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau Pelindo I menunjukkan performa yang menawan pada tahun 2017. Di bawah komando Bambang Eka Cahyana sebagai Direktur Utama Pelindo I, setidaknya ada tiga inovasi yang terlahir sehingga bisa berkontribusi pada pendapatan perusahaan plat merah tersebut.
Inovasi tersebut pun dinilai mampu menggairahkan lagi bisnis pelabuhan, khususnya di wilayah kerja Pelindo I, yakni areal sekitar Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Sumatera Utara (Sumut), Riau dan Kepulauan Riau (Kepri).
Bambang Eka mengatakan, tahun ini pihaknya optimistis akan menembus pertumbuhan pendapatan hingga 20% atau sekitar Rp 2,7 triliun. Sementara, pendapatan Pelindo I tahun lalu sebesar Rp 2,4 triliun. Begitu juga dengan laba perusahaan. Bambang Eka yakin tahun 2017 mampu membukukan laba sekitar Rp 1 triliun atau lebih besar dari tahun lalu sebesar Rp 800 miliar.
“Inovasi yang pertama kami lakukan adalah melakukan peremajaan beberapa pelabuhan, tidak terpusat hanya di Medan, Pelabuhan Belawan. Salah satunya melalui program Terminal Keperintisan. Lewat program ini, beberapa pelabuhan seperti Sibolga (Sumatera Utara) dan Tanjung Pinang (Kepulauan Riau) dikembangkan supaya dapat menyerap permintaan lebih banyak,” ujar Bambang Eka.
Inovasi kedua, Pelindo I juga merintis bisnis baru dengan masuk ke beberapa terminal yang bukan dikelola oleh mereka. Misalnya di Pelabuhan Dumai, ada sekitar delapan terminal yang mereka tawari jasa pengelolaan. Inovasi ketiga adalah Pelindo I melakukan perubahan pola pelayanan mereka dengan sistem paket servis. Ekspansi layanan pun dilakukan. Jasa mulai dari bongkar muat, tracking, hingga pergudangan terus ditawarkan kepada mitra bisnis mereka.
“Dalam dua tahun terakhir kami terus membenahi infrastruktur pelabuhan. Dalam ilmu marketing, konsep marketing mix 7P khususnya physical evidence itu penting. Modernisasi terus kami lakukan, seperti di Pelabuhan Dumai dan Belawan dengan standar internasional,” jelas Bambang.
Tahun depan, Pelindo I berambisi untuk masuk ke pasar baru yang lebih besar, seperti membuka pelayaran jarak pendek. Car Terminal pun diperbarui dan kapasitas tampungnya pun bertambah signifikan. Jika dulu hanya mampu mengangkut 200 mobil, saat ini sudah bisa menampung 600 kendaraan dengan tingkat keamanan yang diperketat.
“Pasar business-to-business (B2B) yang kami jalani ini berbeda dengan pasar ritel. Di segmen B2B, kami harus membangun keyakinan ke pengguna jasa, safety juga security harus diperhatikan. Kata kuncinya adalah layanan yang cepat, simpel, dan cost yang reasonable,” imbuh Bambang Eka.
Selain melakukan pendekatan yang tepat ke konsumen, Bambang Eka juga memerhatikan gaya kepemimpinanya kepada para karyawan. Pria yang sudah bergelut di dunia seputar pelabuhan selama 25 tahun ini mengatakan, memimpin itu simpel saja, yaitu dengan hati. Memimpin tidak cukup hanya mengandalkan otak dan logika. Bagi penerima penghargaan sebagai The Best Industry Marketing Champion 2017 sektor Infrastructure ini, pemimpin harus mampu mendekat dengan karyawan agar memacu semangat kerja, tetapi juga harus mampu memberikan jarak agar bisa tegas dan karyawan berlaku disiplin.