Dunia ritel tengah mengalami gelombang inovasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Laporan dari Criteo yang berjudul ‘The Future of eCommerce: The Road to 2026’ menemukan bahwa perubahan ritel dipelopori oleh tiga hal, yaiu teknologi, model bisnis, dan perilaku konsumen.
Perkembangan belanja online saat ini sebagian besar didorong karena diskon atau harga yang terjangkau, kenyamanan berbelanja, serta produk yang dapat dikirim dengan cepat. Diprediksi, pada tahun 2026 nanti, keinginan mendasar tersebut akan tetap bertahan, namun ekspektasi terkait pengalaman berbelanja akan jauh berbeda.
Contohnya, konsumen dari generasi milenial dan Generasi Z akan memiliki tuntutan yang lebih besar, misalnya ketersediaan produk unik yang secara fisik belum tentu ada di toko ritel.
Untuk bisa bertahan dan tetap relevan selama sepuluh tahun dari sekarang dan seterusnya, ada dua poin perkembangan utama yang harus diperhatikan:
Istilah ‘Online-Pure-Play’ akan menghilang
Bagi banyak konsumen, pembelian pertama merupakan hal yang sangat penting dan cukup untuk dijadikan pegangan dalam membangun kepercayaan. Jika sudah puas di pembelian pertama, biasanya konsumen tak lagi harus melihat dan merasakan setiap produk baru secara fisik saat pembelian berikutnya.
Sebagai contoh, para peritel online akan mencoba strategi ‘online pure-play’, yakni menawarkan hanya satu produk tertentu saja, sebelum akhirnya menghadirkan fitur pop-up yang dilengkapi dengan banyak koleksi demi memfasilitasi konsumen untuk melihat dan mencoba produk. Zalora adalah salah satu contoh eCommerce yang telah melakukannya.
Saat perusahaan ritel telah menjadi brand yang mapan dengan jumlah pelanggan yang signifikan, mereka perlu berkembang lebih jauh dari online-pure-play menjadi toko fisik untuk meningkatkan mutu layanan konsumen.
Ini berarti akan ada kemitraan antara eCommerce dengan perusahaan ritel fisik, menawarkan model bisnis ‘click and collect’.
Saat ini, Inggris adalah pasar terdepan dalam model bisnis click-and-collect, seperti direpresentasikan oleh ASOS dan Boots, serta eBay dan Argos. Contoh lainnya adalah MatahariMall.com di Indonesia, yang mengombinasikan toko online dan toko fisik dalam menerapkan model ‘click and collect’.
Pada tahun 2026, pengusaha ritel fisik akan terus mengurangi jumlah toko fisik yang mereka miliki dan menggantikannya dengan toko online. Sebaliknya, pengusaha ritel online akan berinvestasi lebih banyak untuk membangun keberadaan mereka secara fisik. Dengan begitu, model bisnis pure-play akan hilang sama sekali.
iklan mobile dominan
Di dunia ritel, perangkat mobile akan menjadi media yang dominan untuk menerapkan program-program kesetiaan konsumen, karena kemampuannya dalam menyediakan interaksi konsumen yang tidak mampu dilakukan oleh media konvensional.
Iklan melalui perangkat mobile telah menjadi bagian dunia periklanan yang dominan, namun tidak eksklusif, untuk sebagian besar brand pada tahun 2026. Khususnya ini terjadi pada pasar yang memiliki keunggulan teknologi seperti Hongkong, Singapura, dan Taiwan.
Perangkat mobile juga berkembang pesat dan menjadi platform utama dalam konten digital dan komunikasi di pasar berkembang seperti India dan Indonesia.
Sehubungan dengan pertumbuhan perangkat mobile, ‘contextual location’ menjadi bagian tak terpisahkan dari perusahaan ritel. Kemampuan mengidentifikasi lokasi pengguna dan mengirimkan pesan dan informasi yang diinginkan seketika menjadi keunggulan.
Selain itu, aspek analisis lokasi secara nyata (real-time) juga akan menawarkan pendekatan pemasaran yang lebih adaptif, yang membantu pengusaha-pengusaha ritel untuk secepatnya menyesuaikan strategi pelibatan konsumen sehingga kebutuhan konsumen dapat terpenuhi.
Salah satu contohnya adalah penggunaan suar Bluetooth Low Energy (BLE). Suar BLE adalah unit kecil yang memiliki sensor bawaan yang dapat menyebarkan sinyal ke perangkat lain dengan koneksi BLE.
Unit ini dapat memicu pengguna BLE lain untuk merespons di perangkat mereka dan ini digunakan oleh para pelaku ritel untuk menjaga tingkat keterlibatan konsumen walaupun mereka sudah meninggalkan toko.
Sebagai contoh, jika seorang konsumen berdiri di sebuah toko melihat Smart-TV selama 15 menit, namun tidak jadi membelinya, maka sinyal teknologi pada lokasi tersebut akan memberikan saran kepada perangkat konsumen. Walaupun pelanggan tidak ada tujuan membeli.
Lalu, pengusaha ritel nantinya akan bisa mengirimkan rekomendasi produk atau promosi terkait kepada konsumen.
Pada zaman sekarang, iklan di perangkat mobile umumnya muncul di situs-situs karena hal tersebut lebih mudah dan lebih terukur. Dengan konsumen yang kian terlibat dalam konten dan layanan digital melalui aplikasi yang ada di perangkat mobile mereka, pengusaha ritel harus memahami iklan berbasis aplikasi.
Satu dekade dari sekarang, gratifikasi instan akan menjadi sesuatu yang lebih canggih daripada sekadar pemenuhan kebutuhan seketika. Hal ini akan mengubah ekspektasi berbelanja menjadi lebih leluasa. yang mana ketepatan, kenyamanan, dan personalisasi adalah yang terpenting.
Konsumen akan berharap produk yang diiklankan secara online sesuai 100% dengan yang dijanjikan, dan menerima produk sesuai dengan yang mereka lihat.
Kondisi ini memaksa para pengusaha ritel untuk terus mengubah cara mereka berkerja dan menarik perhatian konsumennya. Bagi mereka yang gagal untuk berubah akan jauh tertinggal di belakang.