Startup-startup hasil inkubasi Rocket Internet tampak mulai kehabisan dana. Sebut saja ritel online Zalora yang sudah mulai mengering. Pun begitu dengan Lazada, di mana mereka terselamatkan setelah Alibaba menyuntikan dana besar US$1 miliar baru-baru ini. Sekarang startup pengantaran makanan Foodpanda yang dikabarkan mulai kehabisan bensin seperti dilansir Tech In Asia.
Namun, apa yang dialami Zalora, bagi Foodpanda tampak lebih baik, di mana pemasukan mereka selama tahun 2015 sebesar US$ 116 juta sebelum pajak dan kas posotif sebesar US$ 97,9 juta. Walau terhitung cukup baik namun angka itu dianggap belum mampu membuat Foodpanda untuk terus tumbuh di tengah rencana ekspansi.
Dan angka itu juga menjadi penyebabr banyaknya pegawai dirumahkan di India dan Hong Kong sebagai bagian dari usaha mereka mengetatkan keuangan. “Kesulitan ini sebenarnya bagus untuk startup. Ini mendorong kami untuk terus inovasi,” ujar Co-Founder dan CEO Foodpanda India Saurabh Kochhar seperti dilansir lama situs Money Control.
Ia menjelaskan, keuangan Foodpanda cukup aman setelah beberapa waktu lalu mendapatkan suntikan dana sebesar US$ 310 juta dan masih tetap membuka pintu namun dengan valuasi yang tepat. Saat ini, perusahaan sudah punya 10.000 sampai 12.000 restoran yang bekerja sama dengan 150 kota. Belum ada rencana menambah jumlah kota dan akan fokus di kota-kota tersebut.
Sementara pada April 2015, Foodpanda mendapatkan US$ 110 juta dari Goldman Sachs dan Rocket Internet untuk ekspansi lebih jauh di India. “Kami menargetkan profit pada tahun 2019,” sambung Saurabh. Ia mengklaim saat ini Foodpanda melayani sekitar 73.000 order per hari.
Editor: Sigit Kurniawan