Layanan navigasi milik Google, Waze, menutup layanan carpooling-nya atau menumpang dengan mobil yang searah dengan tujuan pengguna, atau akrab disebut nebeng. Layanan yang berusia enam tahun ditutup dengan alasan perubahan pola perjalanan sebagai akibat dari pandemi COVID-19.
Mulai September, perusahaan akan memulai proses penghentian layanan carpooling yang telah tersedia di AS, Brasil, dan Israel. Waze mengatakan akan mencari cara lain untuk membantu melayani 150 juta pelanggan di seluruh dunia yang menggunakan aplikasi navigasinya.
“Meskipun Waze sebagian besar merupakan aplikasi perjalanan sebelum COVID-19, hari ini proporsi tugas dan perjalanan telah melampaui perjalanan,” kata perusahaan itu dikutip dari The Verge, Senin (29/8/2022).
“Ini berarti kami memiliki kesempatan untuk menemukan cara yang lebih berdampak untuk menyatukan komunitas global untuk berbagi wawasan waktu nyata dan saling membantu mengakali lalu lintas, inilah yang selalu membuat Waze benar-benar istimewa.”
Pertama kali diluncurkan di Bay Area pada tahun 2016, layanan Carpool milik perusahaan akhirnya diperluas ke seluruh 50 negara bagian di AS serta Brasil dan negara asal Waze, Israel. Layanan ini berbeda dari layanan carpooling yang ditawarkan oleh Uber dan Lyft sejauh memungkinkan pengemudi non-profesional menawarkan tumpangan kepada orang-orang yang bepergian dengan rute yang sama dengan biaya nominal.
Pada tahun 2018, perusahaan meluncurkan aplikasi carpool mandiri. Dorongan pada awalnya adalah untuk membuat lebih banyak orang berbagi tumpangan demi mengurangi jumlah kendaraan single-occupancy di jalan.
Waze mengatakan akan menggunakan “teknologi perutean superior” untuk membantu penumpang mengisi kursi kosong di mobil mereka dan, dalam prosesnya, diharapkan mengurangi jumlah mobil di jalan. Waze bersikeras bahwa bukan bisnis untuk menghasilkan uang.
Meski begitu, perusahaan mengandalkan kemitraan dengan pengusaha besar yang kemudian dapat mendorong pekerja untuk menggunakan layanan tersebut. Pada satu titik, Waze mengirim tim karyawan ke lokasi WeWork yang membawa taco dan barang gratis lainnya untuk membujuk profesional muda agar mengunduh aplikasi.
Baik Uber dan Lyft telah mencoba membuat pelanggan mereka masing-masing berbagi perjalanan dengan berbagai tingkat keberhasilan.
Editor: Ranto Rajagukguk