Serap 2.000 Pekerja, Industri Panel Surya AS Investasikan Rp 8 Triliun
SEG Solar Inc., industri manufaktur panel surya asal Amerika Serikat (AS) menanamkan investasi sebesar US$ 500 juta atau setara Rp 8 triliun (kurs Rp 15.240) di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Jawa Tengah. Perusahaan itu secara resmi memulai investasi hilirisasi pasir silika.
Pelaksanaan groundbreaking ini merupakan tindak lanjut penandatanganan perjanjian pra-kerja sama antara SEG Solar Inc., PT ATW Solar Manufaktur Indonesia dan KITB pada tanggal 23 Juni 2023 di Washington DC, AS yang turut disaksikan Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani. Kala itu, Rosan masih menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk AS.
BACA JUGA: Unilever Indonesia Resmikan Instalasi Panel Surya di Jababeka
Adapun proses peletakan batu pertama (groundbreaking) telah dilakukan pada 30 September 2024. Nurul Ichwan, Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menjelaskan realisasi investasi merupakan langkah penting dalam membangun ekosistem industri panel surya guna mendukung pencapaian target bauran energi terbarukan sebesar 42% pada tahun 2030.
Nurul menyebut proyek industri panel surya ini akan menjadi pabrik panel surya terintegrasi terbesar SEG Solar di Asia Tenggara untuk mendukung rantai pasok secara global. Pabrik ini diperkirakan menyerap hingga 2.000 tenaga kerja dalam kurun waktu lima tahun mendatang, dengan total kebutuhan lahan seluas 40 hektare (Ha).
BACA JUGA: Perkuat Rantai Pasok Panel Surya, Utomo SolaRUV Gandeng Produsen Global
“Capaian bauran energi terbarukan hingga saat ini baru mencapai sekitar 14%,” ujarnya melalui keterangan resmi, Rabu (2/10/2024).
Menurutnya, pemerintah mendukung sepenuhnya investasi hilirisasi pasir silika oleh PT SEG Solar Manufaktur Indonesia. Hal itu menandakan keseriusan pemerintah dalam mengimplementasikan program hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah.
Nurul menambahkan upaya mendukung masuknya investasi berteknologi tinggi, Indonesia perlu menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga dapat merasakan manfaat dari investasi tersebut bagi penyerapan tenaga kerja lokal.
“Termasuk memperkuat komitmen Indonesia untuk menjadi bagian dari global supply chain, serta untuk mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC) dan bauran energi terbarukan melalui penguatan ekosistem industri panel surya,” kata dia.
Pembangunan pabrik panel surya yang dilaksanakan ditargetkan selesai pada tahun 2025. Total kapasitas produksi sebesar 5 Gigawatt (GW), yang akan diekspor terutama ke AS, dan juga untuk pasar dalam negeri.
“Produksi panel surya ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap peningkatan kebutuhan konsumsi listrik nasional yang diproyeksikan akan meningkat rata-rata sebesar 4,1% per tahun dalam sepuluh tahun ke depan. Peningkatan konsumsi ini didorong dengan tingginya kebutuhan pelanggan individu dan maraknya pengembangan industri. Proyek hilirisasi pasir silika ini juga diharapkan dapat memainkan peran penting dalam pengembangan potensi energi terbarukan di Indonesia,” tutur Nurul.
Editor: Ranto Rajagukguk