Setelah Kenya, Pertamina Bidik Kerja Sama Eksplorasi Energi Tanzania

marketeers article
Para pekerja PT Kilang Pertamina Internasional. Sumber gambar: Humas Pertamina.

PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi (PIEP) menjajaki potensi kerja sama energi di bidang eksplorasi dan produksi hulu serta hilir minyak dan gas (migas) dengan Tanzania. Ini merupakan upaya lanjutan setelah sebelumnya berhasil menjalin kesepakatan dengan Kenya.

Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina menuturkan pihak Tanzania dengan perusahaan telah resmi menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU). Adapun perusahaan yang bakal berkolaborasi, yakni Tanzania Petroleum Development Company (TPDC).

BACA JUGA: PGE Jajaki Kerja Sama Eksploitasi Panas Bumi dengan Kenya

“Kerja sama strategis di bidang energi antara TPDC dan Pertamina merupakan sebuah milestone untuk meningkatkan hubungan antara Tanzania dan Indonesia. Mengingat TPDC dan Pertamina adalah badan usaha milik negara yang sepenuhnya dimiliki oleh masing-masing pemerintah,” kata Nicke melalui keterangannya, Rabu (23/8/2023).

Menurutnya, MOU tersebut menandai dimulainya kerja sama Pertamina di Tanzania untuk meningkatkan eksplorasi hidrokarbon dan seluruh value chain minyak mentah. Kedua perusahaan juga akan menilik potensi kerja sama dalam bidang migas di Tanzania, termasuk eksplorasi dan produksi serta pipanisasi migas.

BACA JUGA: Pertamina International Shipping Tekan Polusi dengan 2 Teknologi

Nicke menjelaskan melalui MoU antara TPDC dan Pertamina, kedua BUMN sepakat untuk melakukan kerja sama di sektor hulu dan hilir migas, termasuk peluang investasi hilir pada stasiun CNG dan pasokan Mini LNG. Selain itu, juga peningkatan kapasitas bagi karyawan TPDC untuk mendapatkan pelatihan atau pendidikan di Indonesia.

Sebelumnya, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk atau PGE menjajaki peluang kerja sama dengan Africa Geothermal International No. 1 Limited (AGIL No.1) untuk mengembangkan potensi panas bumi pada konsesi Longonot di Kenya. Wilayah konsesi tersebut memiliki potensi pengembangan sampai dengan 500 megawatt (MW) yang mana 140 megawatt (MW) siap untuk dieksploitasi.

Afrika merupakan episentrum baru pertumbuhan ekonomi, sehingga dapat menciptakan iklim investasi yang baik. Dalam bidang pengembangan panas bumi, Kenya menjadi negara terdepan di kawasan Afrika dengan kapasitas terpasang sebesar 865 MW dan berada di posisi ke tujuh dalam peringkat global.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS