Memainkan kanal komunikasi dalam sebuah aktivitas pemasaran memang memiliki keseruan tersendiri. Apalagi kalau budget marketing yang tersedia terbilang cukup. Meski begitu, para pemain harus paham bahwa setiap kanal komunikasi yang tersedia memiliki objektif dan peruntukkan yang berbeda-beda. Tentu, penggunaannya harus disesuaikan dengan kondisi merek, konsumen, dan misi apa yang ingin dicapai. Hal tersebut juga disadari oleh elevenia sebagai e-commerce. Bagi mereka, kombinasi online dan offline harus dikerahkan di era saat ini.
“Sama seperti para pemain lainnya, kami melihat betapa pentingnya dua kanal offline dan online. elevenia sebagai e-commerce juga memerhatikan sentuhan offline. Dengan offline, elevenia melakukan berbagai aktivitas seperti edukasi, pemberdayaan konsumen, hingga aktivitas soft selling,” kata Madeleine Ong De Guzman, VP Marketing Elevenia saat acara MarkPlus Power Lunch Session sebagai rangkaian MarkPlus Conference 2016 di Jakarta, Kamis (10/12/2015)
Madeleine melanjutkan bahwa dengan banyaknya kanal iklan untuk membangun brand awareness, para marketeer butuh menentukan prioritas. Di 2014 lalu, elevenia menampakkan diri di berbagai kanal. Sehingga, membuat orang dapat melihat mereka di mana-mana, mulai dari iklan TVC hingga berbagai kanal out of home (OOH) advertising.
“Untuk membangun awareness, TVC masih yang paling efektif. Kini bagi kami yang ingin membangun enggagement dengan konsumen, berbagai kanal tersebut mulai kami gantikan dengan kanal lainnya. Kini kami mulai beranjang ke media sosial, seperti Facebook, Twitter, Kakao Talk, BBM Channel, dan LINE,” jelas Madeleine.
Mungkin Anda juga menyadarinya. Jika dulu sering melihat elevenia, Bukalapak, OLX di mana-mana, baik itu iklan TVC, billboard, dan berbagai OOH advertising , kini yang agresif adalah Tokopedia, MatahariMall.com, khususnya di daerah ibu kota Jakarta. Jadi, apakah Anda bisa menyimpulkan di mana posisi dan misi merek e-commerce tersebut kini?
Editor: Eko Adiwaluyo