Penyanyi Shena Malsiana meninggal dunia, Rabu (25/10/2023) lalu pada usianya yang baru menginjak 32 tahun. Jebolan X Factor itu berpulang usai berjuang melawan penyakit autoimun Lupus Nefritis.
Pelantun Melawan Awan ini pertama kali didiagnosis mengidap autoimun Lupus Nefritis pada 2021. Penyakit tersebut menyerang ginjal, sehingga membuat Shena menderita Chronic Kidney Disease (CKD) atau gagal ginjal kronik.
Melalui akun TikTok-nya, Shena kerap membagikan masa pemulihannya setelah didiagnosis mengalami penyakit tersebut. Salah satu kontennya yang membahas perihal itu diunggah pada 1 Desember 2022 lalu.
Kala itu, Shena bercerita bahwa harus melakukan cuci darah karena penyakit gagal ginjal kroniknya. Namun, sebelum itu, ia juga diharuskan melakukan operasi terlebih dahulu untuk memasang alat hemodialisanya.
BACA JUGA: Heboh Bayi Laki-laki ‘Hamil’ Saudara Kembar, Kok Bisa?
Dalam video itu pula, terlihat bagaimana Shena kesulitan makan setelah operasi pemasangan alat cuci darah. Meski kondisi tubuhnya sedang tidak baik-baik saja, ia tetap aktif memproduksi album perdananya yang bertajuk Fragmen.
Sayang, setelah dua tahun berjuang, penyakit Lupus Nefritis merenggut nyawanya.
Lantas, sebenarnya apa itu Lupus Nefritis?
Melansir Alodokter, Lupus Nefritis adalah peradangan pada ginjal akibat pengaruh systemic lupus erythematosus (SLE). Ini tergolong penyakit autoimun, yang berarti disebabkan oleh respons tidak normal sistem kekebalan tubuh yang menyerang sel-sel sehat di ginjal.
Belum diketahui secara pasti mengapa sistem imun menyerang sel-sel sehat di ginjal. Namun, kondisi ini lebih berisiko terjadi pada wanita, berusia 15-45 tahun, memiliki riwayat lupus dalam keluarga, dan menderita penyakit autoimun lainnya.
Ketika seseorang mengidap Lupus Nefritis, gejala yang dirasakannya tidak jauh berbeda dengan gejala gangguan ginjal lainnya. Tanda-tanda ini biasanya muncul secara bersamaan atau segera setelah gejala lupus muncul.
BACA JUGA: Lagi Viral, Ini Bahaya Emosi dan Stres bagi Ibu Hamil
Beberapa gejalanya ialah muncul darah dalam urine, sering buang air kecil terutama pada malam hari, urine berbusa, serta mengalami kenaikan berat badan akibat kelebihan cairan dalam tubuh.
Selain itu, pasien juga menunjukkan tekanan darah tinggi, pembengkakan di telapak kaki, pergelangan kaki, dan betis, merasakan nyeri juga pembengkakan sendi dan otot, demam, serta muncul ruam kemerahan pada pipi, wajah, dan hidung.
Pada tahap awal, biasanya pengidap Lupus Nefritis juga mengalami penurunan nafsu makan, sesak napas, dan tidak sadarkan diri. Jika hal ini terjadi, segeralah periksakan diri ke dokter.
Editor: Ranto Rajagukguk