Sudah menjadi pengetahuan umum jika pandemi mendorong perubahan perilaku konsumen. Selama satu tahun terakhir, sejumlah pelaku bisnis berusaha memutar otak untuk menghadapi perubahan yang begitu drastis. Salah satunya, turunnya tingkat konsumsi masyarakat, khususnya di momentum besar seperti Idulfitri, natal, dan tahun baru.
Badan Pusat Statistik (BPS) pada akhir tahun 2020 mengungkapkan penurunan daya beli yang sangat jauh dibandingkan masa prapandemi. Konsumsi rumah tangga nasional berada di level -2,36% pada tahun tersebut.
Riset Kebiasaan Belanja Online Q1 2021 yang dirilis oleh ShopBack pada April 2021 mengungkap perilaku konsumen dalam berbelanja daring selama pandemi. Riset ini juga memprediksi perilaku belanja saat pandemi berakhir.
ShopBack menemukan konsumen Indonesia melakukan penghematan cukup besar selama pandemi melanda. Uniknya, penghematan ini dilakukan dengan tidak mengurangi konsumsi, tapi lewat pengaturan belanja yang cermat.
Hal ini terbukti dengan jumlah cashback yang berhasil diberikan ShopBack pada kuartal kedua tahun 2020. Setidaknya pengguna ShopBack menghemat pembelanjaan mereka hingga Rp 144 miliar lewat fitur cashback yang ada di platformnya dan e-commerce.
Angka ini sejalan dengan apa yang ditemukan oleh riset McKinsey berjudul Sentimen Konsumen Indonesia Selama Krisis Virus Corona. Riset ini mengungkapkan 62% konsumen Indonesia berusaha untuk menjadi lebih bijak dalam menggunakan uang mereka. 56% konsumen aktif mencari cara untuk berhemat ketika berbelanja.
Lebih lanjut, McKinsey menyebutkan bahwa konsumen di Indonesia cenderung tidak mengurangi konsumsinya saat terjepit masa sulit. Tapi, mereka berusaha memilih produk yang lebih murah untuk berhemat. Cara ini dilakukan oleh 53% responden untuk tetap memenuhi kebutuhan hidup secara penuh meskipun kondisi ekonomi sedang sulit.
Pandemi juga membuat konsumen lebih cermat dalam berbelanja. Mencari solusi untuk menjaga agar pendapatan dapat memenuhi kebutuhan menjadi dasar kecermatan konsumen Indonesia. Hal ini dilihat dari 42% responden yang memilih untuk membuat rencana belanja atau daftar belanja. Cara ini juga dilakukan untuk mempercepat proses belanja, sehingga tidak terpapar COVID-19 di tempat belanja.
Kecermatan ini hingga ke tingkat riset merek dan produk sebelum berbelanja. Ada 41% orang yang mencari tahu merek dan produk sebelum membeli dengan tujuan beragam. Di antaranya, nilai tambah yang diberikan produk dan kecocokan harga dengan bujet belanja yang akan dikeluarkan.
Pandemi juga mendorong akselerasi teknologi yang memaksa konsumen untuk beradaptasi, bahkan untuk melakukan konsumsi. Namun di samping itu, kondisi ini juga mendorong mereka menjadi konsumen yang lebih pintar dalam berbelanja.
“Kondisi ini mendorong pelaku industri digital untuk berkembang. Salah satunya ShopBack yang terus menambah fitur. Kini, ShopBack telah memiliki fitur perbandingan harga, rewards, dan voucer yang memungkinkan konsumen untuk lebih bijak dalam berbelanja,” jelas Galuh Chandra Kirana, Country Manager ShopBack Indonesia.
Dalam melihat kebiasaan belanja daring konsumen, ada empat hal yang tidak bisa dilepaskan. Di antaranya, metode pembayaran, frekuensi belanja, media sosial yang digunakan, dan pilihan marketplace.
Selengkapnya di Majalah Marketeers Edisi Juni 2021.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz