Melanjuttan program ekspor pertama bertema, “Kreasi Nusantara dari Lokal untuk Global”, platform e-commerce Shopee kembali menggelar kelas intensif guna mendukung pemain Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) go global. Fasilitas kelas intensif ini dilakukan guna mengakomodir keterbatasan UMKM, dalam mengakses kebijakan dan disiplin pasar, termasuk ketentuan ekspor dan impor di negara tujuan.
Menilik Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan Peta Jalan e-Commerce Tahun 2017-2019 dari Sesmenko Perekonomian, terlihat masih terdapat isu strategis terkait ekonomi digital yang belum tercantum. Salah satunya, mengenai tanggung jawab para pelaku e-commerce untuk melakukan penguatan terhadap UMKM dan produk lokal .
Mendukung tren tersebut, Shopee telah merintis dukungan bagi produk lokal dan pelaku UMKM melalui Kreasi Nusantara.
Laman yang didedikasikan khusus UMKM ini telah mengkurasi sekitar 25.000 produk lokal setiap minggunya dengan peningkatan transaksi hingga delapan kali lipat sejak pertama kali diluncurkan.
Kelas intensif ini kemudian diberikan kepada para pelaku UMKM terpilih yang dinilai berpotensi dan siap menjamah pasar ekspor.
“Kelas Kedua Kreasi Nusantara dari Lokal untuk Global ini merupakan upaya lanjutan kami untuk secara intensif mendampingi para penjual terpilih dalam program ekspor pertama mereka. Hal ini diharapkan dapat mengisi kesenjangan pengetahuan dan kemampuan para pelaku UMKM untuk melakukan ekspor secara mandiri,” ujar Radityo Triatmojo, Head of Government Relations, Shopee Indonesia di Jakarta, Rabu (03/07/2019).
Melalui program ekspor Kreasi Nusantara “Dari Lokal untuk Global”, UMKM terpilih memiliki kesempatan untuk mengekspor produk terbaiknya ke berbagai negara, khususnya negara-negara Asia Tenggara tempat Shopee beroperasi.
Radityo menjelaskan, penyelenggaraan Kelas Kedua Kampus Shopee ini untuk mengakomodir keterbatasan UMKM, terutama hambatan mereka dalam mengakses kebijakan dan disiplin pasar yang menyebabkan UMKM sulit untuk bersaing. Termasuk, ketentuan ekspor dan impor di negara tujuan, syarat-syarat distribusi di luar negeri, dan dokumentasi.
Keterbatasan lain, seperti penyesuaian pasar di mana UMKM belum memiliki kemampuan untuk melakukan ekspor secara sendiri maupun kendala persaingan standarisasi, sertifikasi, pengemasan, dan pelabelan.
Vita Budhi Sulistyo, Kepala Sub Direktorat Ekspor Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mengatakan, di samping adanya ketentuan relaksasi untuk para pelaku UMKM yang sudah dicanangkan, para pelaku UMKM akan siap untuk menembus pasar global.
Editor: Sigit Kurniawan