Pemerintah Republik Korea melalui Kementerian Pertanian, bersama Korea Agro-Fisheries & Food Trade Corporation (aT Center), turut serta dalam pameran pangan SIAL Interfood 2024, yang berlangsung di JIEXPO, Kemayoran, Jakarta.
Dalam ajang SIAL Interfood 2024, Korea Pavilion menghadirkan 24 brand yang memamerkan beragam produk unggulan, seperti stroberi, rumput laut, pir, kimchi, serta berbagai saus khas Korea.
BACA JUGA: Tutup Usia, 7 Drama Korea Ikonis yang Dibintangi Song Jae Rim
Selain produk bahan pangan, pameran ini juga menampilkan makanan siap saji seperti tteokbokki dan jajangmyeon, serta produk minuman kemasan yang sudah mendapatkan perhatian pasar Indonesia.
Tidak sekadar memamerkan, booth ini menawarkan pengalaman langsung bagi pengunjung untuk mencicipi hidangan khas Korea yang disiapkan oleh Chef Choi Jun-hyuk, dengan menu yang dimasak menggunakan bahan-bahan asli Korea yang tersertifikasi halal.
BACA JUGA: Kenalan dengan Mytro, Boyband ‘Dangdut’ dari Korea Selatan
Melalui inisiatif ini, Kementerian Pertanian Korea dan aT Center berusaha memperluas akses produk Korea ke pasar Indonesia. Hal ini sejalan dengan tren peningkatan ekspor makanan Korea ke Indonesia yang terus menunjukkan pertumbuhan.
Data terbaru dari aT Center mencatat ekspor produk halal Korea ke Indonesia mencapai nilai US$ 236 juta hingga September 2024, meningkat 2,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Beberapa produk yang mencatatkan kenaikan signifikan meliputi kopi (4,9%), minuman kemasan (12,0%), mi instan (27,5%), serta stroberi (31,8%). Permintaan terhadap buah premium Korea, seperti stroberi putih Arirang dan anggur Shine Muscat, juga semakin meningkat di Indonesia.
Produk-produk ini telah menarik minat distributor lokal, dan banyak produk minuman Korea kini tersedia di convenience store di berbagai kota besar.
Aliang, perwakilan dari Kaifa, sebuah perusahaan importir di Indonesia, menyebutkan bahwa permintaan produk pangan Korea terus meningkat di pasar lokal.
“Banyak distributor di Indonesia kini memperluas jangkauan produk makanan Korea,” kata Aliang seperti dikutip dalam siaran persnya pada Jumat (15/11/2024).
Meskipun kebijakan sertifikasi halal untuk produk impor yang direncanakan berlaku pada Oktober 2024 ditunda hingga dua tahun ke depan, kebutuhan sertifikasi ini tetap menjadi perhatian utama.
Populasi Indonesia yang mayoritas Muslim (87%) mendorong perusahaan Korea untuk segera mendapatkan sertifikasi halal guna memperlancar distribusi dan memperluas pasar di Indonesia.
Hal ini menjadi krusial agar produk Korea dapat bersaing di pasar lokal yang sangat sensitif terhadap aspek halal. Kwon Oh-yeop, Direktur Ekspor Makanan aT Center, menegaskan potensi besar Indonesia sebagai pasar strategis.
“Dengan populasi mencapai 280 juta jiwa, Indonesia memiliki peluang pertumbuhan ekspor yang sangat besar dan bisa menjadi gerbang utama bagi K-Halal Food di pasar global,” jelas Kwon.
Langkah strategis ini diharapkan dapat memperkuat hubungan ekonomi antara kedua negara, sekaligus membuka jalan bagi Korea untuk lebih mengukuhkan posisinya di pasar halal dunia.
“aT Center berencana memperluas berbagai proyek dukungan ekspor untuk memastikan produk-produk Korea semakin diterima dan dicintai oleh konsumen Indonesia,” tutup Kwon.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz