Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM) RI mengumumkan kenaikan tarif listrik golongan rumah tangga mulai 1 Juli 2022. Hal ini dilakukan sebagai langkah penyesuaian dengan kenaikan harga minyak dunia dan inflasi global yang terus melambung.
Rida Mulyana, Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM mengungkapkan, kebijakan terkati kenaikan tarif listrik merupakan langkah penyesuaian bukan kenaikan harga listrik. Artinya, ketika harga minyak dunia mulai turun dan inflasi global semakin terkendali, pemerintah berpeluang kembali menurunkan harga listrik.
Adapun harga minyak dunia saat ini mencapai US$ 100 dolar per barrel, sedangkan dalam biaya pokok produksi (BPP) tenaga listrik tahun 2022 yang telah disetujui yaitu harga minyak mentah dunia dengan asumsi US$ 63 per barrel. Sementara itu, nilai tukar rupiah berada di level Rp 14.350 per US$.
“Jadi sekali lagi, ini adalah penyesuaian tarif yang akan diberlakukan pada 1 Juli 2022. Itu hanya untuk listrik golongan non subsidi dan hanya terbatas untuk lima golongan yaitu R2, R3, P1, P2, dan P3,” kata Rida dalam acara Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) secara virtual di Jakarta, Jumat (17/6/2022).
Secara terperinci, golongan rumah tangga R2 dengan daya 3.500 hingga 5.500 VA yang sebelumnya dibanderol dengan harga Rp 1.444,70 per kWh mengalami kenaikan sebesar 17,64% menjadi Rp 1.699,53 per kWh. Kemudian, golongan rumah tangga R3 dengan TR daya 6.600 VA ke atas yang tadinya seharga Rp 1.444,70 per kWh juga mengalami kenaikan sebesar 17,64% menjadi Rp 1.699,53 per kWh.
Lalu, golongan pemerintah P1 dengan TR daya 6.600 VA hingga 200 kVA, Rp 1.444,70 per kWh. Kenaikan tarif listrik terjadi pula sebesar 17,64% menjadi 699,53 per kWh. Selanjutnya, golongan pemerintah P2 daya di atas 200 kVA yang tadinya seharga Rp 1.114,74 per kWh menjadi 1.522,88 per kWh. Terakhir, golongan pemerintah P3 TR untuk penerangan jalan umum, Rp 1.444,70 per kWh.
“Dari lima golongan tersebut, hanya 2,5% keseluruhan pelanggan PLN. Jadi di luar itu tidak usah khawatir harganya tetap sama, kalaupun ada kenaikan bukan karena tarifnya berubah tapi volume penggunaannya yang bertambah,” ujarnya.
Sementara itu, Bob Saril, Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PT PLN (Persero) menambahkan, pihaknya telah siap menjalankan perintah untuk melakukan penyesuaian harga. Dia pun menjamin penyesuaian harga akan dibarengi dengan peningkatan kualitas layanan yang diberikan kepada pelanggan.
Tak hanya itu, ke depan PLN bakal terus melakukan efisiensi agar biaya produksinya bisa terus ditekan. Terlebih lagi, di tengah kondisi ketidakstabilan ekonomi seperti sekarang sehingga langkah tersebut menjadi prioritas perusahaan.
“Kami siap melakukan arahan dari pemerintah untuk melakukan efisiensi dan meningkatkan layanan dalam segala bidang termasuk digitalisasi dan inovasi inovasi dalam produk kami. Tentu, ini untuk masyarakat dan tidak perlu khawatir dengan layanan PLN,” tuturnya.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz