Modal besar bukan satu-satunya tolak ukur apakah sebuah film akan tergarap dengan baik atau tidak. Masih ada hal lain yang lebih menentukkkan, yakni tim yang baik dan saling bersinergi. Hal ini disampaikan oleh sutradara film Joko Anwar.
Dirinya mengaku, sebuah karya film tetap mampu dihasilkan walaupun minim peralatan canggih dan modal. Seperti yang terjadi pada film terbaru garapannya yakni A Copy of My Mind. Joko menyatakan, total biaya untuk film yang mengantarkan dirinya terpilih menjadi Sutradara Terbaik tersebut hanya meraup Rp 250 juta.
Joko mengaku, lebih dari separuh biaya produksi didapat dari hasil memenangkan proyek di Korea Selatan. Adapun selebihnya merupakan hasil patungan dari para film maker yang terlibat di balik layar A Copy Of My Mind.
“Sebelum memutuskan menggarap film ini, kami berangkat ke Korea untuk mencari pendanaan di sana. Kami menang dan berhasil membawa pulang Rp 140 juta rupiah. Sisanya ditutup dari dana koletif teman-teman,” ujarnya di Jakarta, Kamis (21/1/2016).
Film yang berhasil masuk seleksi Festival Film Internasional Rotterdam 2016 itu berbeda dari film garapan Joko sebelumnya. Tidak ada music score, karena Joko ingin membuat A Copy Of My Mind terlihat realistis. Namun, bukan berarti sama sekali tidak menyertakan lagu. Joko menggandeng Rooftoop Sound untuk mengerjakan proyek musik dimana beberapa lirik lagu ditulis langsung oleh Joko.
Meski digarap dengan biaya yang cukup minim, film yang dibintangi Tara Basro dan Chicko Jericko itu mendapatkan tiga Piala Citra 2015. Beberapa festival luar negeri pun disabetnya, yakni Festival di Busan dan Toronto. Rencananya, film tersebut akan segera tayang pada 11 Febuari 2016 mendatang di bioskop-bioskop Tanah Air.
Editor: Eko Adiwaluyo