Kapal feri memiliki peranan vital dalam keseluruhan tranportasi di Indonesia. Untuk negara kepulauan seperti Indonesia, tentu kapal feri menjadi andalan sebagai konektor antarpulau. Sebagai salah satu pemain di lautan ini, PT ASDP Ferry terbilang masih menjadi pemain kecil di antara para pemain besar lainnya. Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry Danang S Baskoro kepada Marketeers.
Menurut Danang, meskipun ASDP memiliki lintasan feri terbanyak mencapai 195 lintasan, namun pada jalur-jalur utama ASDP masih sebagai pemain kecil. “Di Pelabuhan Merak, misalnya, kami justru paling kecil. Persaingannya luar biasa terutama pada rute-rute yang gemuk, seperti Merak-Bakahueni, Ketapang-Gilimanuk, Padang Bai-Lembar,” ujar Danang.
Secara perlahan, ASDP mensiasati persaingan tersebut dengan mendongkrak layanannya. Salah satunya dengan memberikan hiburan dalam rute-rute tertentu. Selain itu, ASDP juga menambah armadanya dengan membeli kapal feri bekas buatan Inggris, Jepang, dan Korea. “Jangan dipikir kapal bekas itu jelek,” tambah Danang.
Saat ini, sambung Danang, ASDP sedang tancap gas dan berorientasi terhadap bisnis. Segala untung dan rugi selalu mereka kalkulasikan secara penuh. “Secara garis besar sudah banyak yang kami kerjakan, namun masih banyak lagi yang harus dioptimalkan mengingat luasnya laut ini,” katanya.
Salah satu terobosan yang akan dilakukan oleh ASDP adalah membuka kelas eksekutif dan premium bagi para penggunanya pada beberapa rute-rute yang terbilang gemuk.