Secara tradisional, perempuan sering diasosiasikan sebagai gender yang senang berbelanja. Berdasarkan referensi APJII (Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia), perbandingan persentase pengguna internet perempuan berbanding laki-laki pun tidak terlalu jauh, hanya 48,6% versus 51.4%. Jadi, apakah hal yang sama berlaku dalam konteks pembelanja online? Jawabannya tidak.
Priceza Indonesia, mesin pencari belanja (shopping search engine) dan platform pembanding harga, mengungkapkan bahwa laki-laki merupakan pembelanja online mayoritas di Indonesia. Dan, hal ini bukan sesuatu yang baru ataupun anomali karena telah terjadi selama 3 tahun berturut-turut dengan selisih proporsi yang signifikan.
Dalam tiga tahun terakhir, pembelanja daring pria berkontribusi sekitar 63%-67%, sedangkan wanita hanya sekitar setengahnya (33-37%). Memang ada tren kenaikan proporsi gender perempuan dalam tiga tahun terakhir, tetapi tidak terlalu mencolok.
Titik akses belanja online
Jika diberedel secara cara mereka mengakses belanja online, mayoritas mengakses dari ponsel cerdasnya, dengan persentase yang signifikan dan tren yang terus positif, dari 68% pada tahun 2015 hingga 80% pada tahun 2017. Sementara itu, jumlah pengguna dari desktop terus tergerus dari 26% hingga 17%. Di luar dikotomi itu, sebagian kecil pengunjung mengakses dari peranti alternatif.
Menurut Bayu Irawan, Co-Founder & Country Head Priceza Indonesia, “Sebagaimana disadari dan dialami oleh kita semua, kini kita telah memasuki era mobile. Dan hal yang sama juga berlaku untuk ranah e–commerce“.
Ia bilang, hal ini sepertinya disadari oleh para pemain di industri e-commerce, yang dapat dijumpai responnya dalam rupa pengembangan aplikasi (atau ‘app’) ataupun promo yang mendorong penggunaan aplikasi.
“Implikasinya, kemudahan dan kenyamanan aplikasi ataupun tampilan seluler atau mobile web menjadi faktor krusial dalam memenangkan hati dan calon pembeli,” terang dia.
Tidak diragukan lagi, tren seperti ini akan terus berlanjut dengan semakin dalamnya pengadopsian teknologi dan internet dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Sudah siapkah kita hidup di era digital?
Editor: Eko Adiwaluyo