Menghadapi masa new normal, pemerintah menyediakan lima skema untuk melindungi dan memulihkan pelaku UKM. Di antaranya pemberian bantuan sosial untuk UKM kategori miskin dan rentan terdampak COVID-19, insentif pajak, restrukturisasi dan relaksasi kredit, perluasan modal kerja baru, dan mengerahkan kementerian dan lembaga untuk bertindak sebagai penyangga dalam ekosistem UKM.
Selain skema di atas, perlu adanya langkah lain agar sektor ekonomi ini mengalami percepatan pemulihan usaha. Hal ini dilirik oleh Kementerian Koperasi dan UKM sebagai celah baru untuk mengembangkan sektor UKM. Akhirnya, dengan menggandeng tiga lembaga, UKMC FEB UI, Coca-Cola, dan QASA, Kementerian Koperasi dan UKM membentuk inisiatif Gerakan Toko BERSAMA pada Senin (29/06/2020).
“Gerakan Toko BERSAMA diambil dari kepanjangan BERsih, SehAt, dan MAju. Gerakan ini menjadi upaya membantu toko dan warung tradisional agar bertahan selama krisis dan dapat berkembang setelah krisis,” jelas Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM RI.
Dalam konsorsium ini, pelaku usaha warung kelontong akan diedukasi untuk menerapkan toko yang bersih untuk menjamin kesehatan pelanggan yang datang. Edukasi ini dapat diakses melalui web Gerakan Toko BERSAMA dalam bentuk e-book dan video.
“Ritel kelontong menjadi tahap awal pembelanjaan yang dilakukan masyarakat. Dengan adanya gerakan ini, konsumen akan merasa aman dan nyaman sehingga akan terbangun rasa percaya untuk lebih memilih toko kelontong sebagai sumber pemenuhan kebutuhan sehari-hari,” kata T. M. Zakir Sjakur, Ketua UKM Center FEB UI.
Menurutnya, ke depannya akan semakin banyak masyarakat yang semakin bergantung dengan toko kelontong. Sehingga, potensi perkembangan bisnis kecil ini dapat meningkat. Gerakan Toko BERSAMA ditargetkan untuk menjangkau lebih dari 500 ribu toko tradisional di Indonesia pada tahap awal edukasinya.
Lucia Karina, Direktur Public Affairs, Communications, and Sustainability Coca-Cola Amatil Indonesia memperkirakan peningkatan jangkuan seiring dengan semakin kuatnya toko-toko kelontong pasca penerapan protokol kesehatan new normal.
“Lewat gerakan ini, tidak hanya memutus mata rantai penularan virus, tapi juga mengembalikan kepercayaan diri pelaku UKM untuk melanjutkan usahanya. Ke depannya juga tidak hanya ada edukasi, tapi juga pemenuhan fasilitas beradaptasi seperti pembagian tirai plastik kepada 50 ribu toko dan warung yang telah kami lakukan sebelumnya,” tutup Lucia.
Editor: Ramadhan Triwijanarko